SuaraBali.id - Kepulangan Habib Rizieq Shihab ke Indonesia setelah 3,5 tahun mengungsi di Arab Saudi banyak mendapat perhatian publik di Tanah Air tak terkecuali Budawayan sekaligus seniman, Emha Ainun Nadjib.
Pria yang kerap disapa Cak Nun menyebutkan jika pentolan Front Pembela Islam itu tak pantas disebut sebagai habib.
Hal itu disampaikan Cak Nun dalam salah satu ceramahnya.
Ia mengatakan, memanggil Rizieq dengan sebutan habib, tidak tepat. Justru Rizieq Shihab lebih tepat dipanggil dengan sebutan 'syarif'.
Melalui kanal Youtube Qahar Quotes, Kamis 12 November 2020, awalnya Cak Nun menjelaskan mengenai sosok pimpinan atau sosok yang dihormati oleh seluruh jemaah dalam sebuah organisasi Islam.
Kalau di Nahdlatul Ulama (NU) ada Dewan Mustasyar, maka di FPI ada Imam Besar, yakni Rizieq Shihab.
"Setiap keluarga (kelompok) itu harus ada embahnya (orang yang dihormati)" kata Cak Nun dikutip dari Hops.id -- jaringan Suara.com, Kamis (12/11/2020).
Namun, Cak Nun menilai ada kekeliruan dalam memaknai kata 'habib'. Pasalnya, sebagian masyarakat menilai mereka yang dipanggil habib merupakan dzurriyah atau zuriat Nabi Muhammad, padahal belum tentu.
"Jadi, (tokoh) yang memimpin aksi 212 dan 411, Rizieq Shihab itu bukan habib, tapi (seharusnya dipanggil) Syarif Rizieq. Lho, pasti kalian semua bingung, kan?" tutur Cak Nun.
Baca Juga: Karena Nyanyi Dukung Rizieq Seorang Prajurit Ditahan, Ini Penjelasan TNI-AU
Cak Nun menjelaskan, 'syarif' merupakan sebutan untuk turunan Sayyidina Husein. Sementara keturunan Sayyidina Hasan bin Ali dipanggil dengan 'sayyid'.
Sementara panggilan 'habib', kata Cak Nun, tidak ada kaitannya dengan zuriat atau darah Nabi Muhammad.
"Pokoknya, kalau bisa yang kayak begitu kita cari tahu. Saya kalau manggil Rizieq Shihab itu ‘rif, syarif…’, gitu. Karena dia memang syarif. Kalau habib itu enggak ada hubungannya dengan zuriat atau darah Nabi Muhammad," sambungnya.
Lebih jauh, Cak Nun berkisah, pemaknaan istilah habib di Indonesia dengan negara-negara di Timur Tengah cenderung berbeda.
Bahkan,status habib di Timur Tengah bisa disematkan ke orang-orang yang melakukan perjalanan jauh ke Mekah atau Madinah, untuk menyampaikan rasa cinta ke nabi.
"Kalau habib dari Arab itu orang-orang Yaman dan negara-negara pinggiran yang datang ke Mekah dan Madinah untuk mencari Rasulullah, karena mereka sangat kagum dan mencintai Rasulullah. Makanya, mereka disebut ‘habib’ karena mereka cinta kepada Rasulullah," ucapnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Sepatu Lokal Senyaman On Cloud Ori, Harga Lebih Terjangkau
- 5 Body Lotion Niacinamide untuk Cerahkan Kulit, Harganya Ramah Kantong Ibu Rumah Tangga
- Menguak PT Minas Pagai Lumber, Jejak Keluarga Cendana dan Konsesi Raksasa di Balik Kayu Terdampar
- 5 HP Murah Terbaik 2025 Rekomendasi David GadgetIn: Chip Mumpuni, Kamera Bagus
- 55 Kode Redeem FF Terbaru 9 Desember: Ada Ribuan Diamond, Item Winterlands, dan Woof Bundle
Pilihan
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
-
OJK: Kecurangan di Industri Keuangan Semakin Canggih
-
PT Tusam Hutani Lestari Punya Siapa? Menguasai Lahan Hutan Aceh Sejak Era Soeharto
-
Harga Minyak Melonjak: AS Sita Kapal Tanker di Lepas Pantai Venezuela
Terkini
-
Layanan BRI Mampu Jangkau Wilayah 3T Berkat Roket Ariane 5 dari Pusat Antariksa Guyana
-
Bukan Hanya ATM, AgenBRILink Jadi Layanan Andalan BRI untuk Tembus ke Daerah Pelosok
-
BRI Perkuat UMKM Difabel Lewat Pelatihan Administrasi dan Wirausaha
-
Kapasitas Tempat Pembuangan Sampah di Lombok Barat Menipis
-
Sinergi Perusahaan Anak Dorong Kinerja BRI Tumbuh Solid pada Triwulan III 2025