Scroll untuk membaca artikel
Pebriansyah Ariefana
Kamis, 12 November 2020 | 16:44 WIB
Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab tiba di markas Front Pembela Islam, Petamburan, Jakarta, Selasa (10/11/2020). [Suara.com/Angga Budhiyanto]

SuaraBali.id - Emha Ainun Nadjib atau Cak Nun mengungkap alasan memanggil pentolan FPI Rizieq Shihab dengan nama Syarif, bukan habib. Menurut Cak Nun, tidak tepat Rizieq Shihab dipanggil habib.

Ini berdasarkan tradisi organisasi Islam di Indonesia. Cak Nun menjelaskan, dalam suatu organisasi Islam, harus ada pemimpin atau sosok yang dihormati seluruh jamaah.

Jika di Nahdlatul Ulama (NU) ada Dewan Mustasyar, maka di FPI ada Imam Besar, yakni Rizieq Shihab.

Hal itu dijelaskan budawayan Islam itu dalam sebuah ceramah dan menyinggung silsilah keluarga Habib Rizieq Shihab.

Baca Juga: Penjelasan Lengkap Cak Nun: Rizieq Shihab Bukan Habib

Habib Rizieq dalam siaran Front TV (YouTube/FrontTV).

“Karena setiap keluarga (kelompok) itu harus ada mbahnya (orang yang dihormati),” ujar Cak Nun dikutip dari saluran Youtube Qahar Quotes, Kamis 12 November 2020.

Sementara mengenai Habib Rizieq Shihab, kata Cak Nun, ada sejumlah kekeliruan terkait pemaknaan kata ‘habib’ di Indonesia.

Sebab, sebagian masyarakat kita menilai, mereka yang dipanggil habib, sejatinya merupakan dzurriyah atau zuriat Nabi Muhammad. Padahal, kata dia, belum tentu.

“Jadi, (tokoh) yang memimpin aksi 212 dan 411, Rizieq Shihab itu bukan habib, tapi (seharusnya dipanggil) Syarif Rizieq. Lho, pasti kalian semua bingung, kan?” tutur Cak Nun di hadapan para pendengarnya.

“Syarif itu turunannya Sayyidina Husein. Kalau turunannya Sayyidina Hasan bin Ali itu sayyid. Pokoknya, kalau bisa yang kayak begitu kita cari tahu. Saya kalau manggil Rizieq Shihab itu ‘rif, syarif…’, gitu. Karena dia memang syarif. Kalau habib itu enggak ada hubungannya dengan zuriat atau darah Nabi Muhammad,” sambungnya.

Baca Juga: Istana: Rekonsiliasi Apa dengan Habib Rizieq? Kami Tak Ada Masalah

Load More