Scroll untuk membaca artikel
Husna Rahmayunita
Sabtu, 07 November 2020 | 20:35 WIB
Ni Putu Rani, gadis cilik jago bahasa Belanda. (SuaraBali.id/Silfa)

SuaraBali.id - Ni Putu Rani, gadis kecil jago bahasa Belanda saat  jualan kartu post  di Pura Besakih kini mengadu nasib menjadi penjual sate. Ia banting stir karena pandemi sepi turis.

Saat mengipas dan menunggu sate matang, wajah Rani tampak tanpa ekspresi.  Ia banyak duduk karena tidak banyak pembeli hingga terlihat bosan.

"Kadang cuma 3 hingga 4 orang pembeli itu pun dari lokal jadi tidak bisa praktik bahasa asing. Tapi daripada di rumah, lebih baik jual sate bantu-bantu orang tua," katanya ksaat ditemui di SuaraBali.id, di Pura Besakih, Sabtu (7/11/2020).

Namun saat melihat turis asal Meksiko yang menghampiri dagangannya, wajahnya tampak sumringah. Bukannya menawarkan sate, dengan wajah antusias, ia menyapa turis tersebut dan mengambil postcardnya untuk dijual dengan bahasa asal turis itu.

Baca Juga: Tak Bayar Hotel Rp 3,7 Juta di Bali, Bule Inggris Terancam 4 Tahun Penjara

Rani menuturkan sangat senang melihat turis mancanegara sehingga tidak bisa menutupi keantusiasan bisa praktik bahasa asing lagi. 

"Ya saya di sini kan mau bantu orang tua sambil belajar bahasa asing, jadi sangat senang sekali bisa praktik lagi karena sejak April tidak ada turis, makanya beralih jual sate," tutur remaja yang memiliki impian ke Paris ini. 

Ni Putu Rani, gadis cilik jago bahasa Belanda. (SuaraBali.id/Silfa)

Rani mengaku temotivasi belajar banyak bahasa asing karena ingin menggapai cita-cita berkarier di bidang perhotelan lalu traveling ke mancanegara. 

"Saya tertarik jadi public relation hotel jadi ya harus bisa banyak bahasa, percaya diri dan bisa public speaking dong," katanya.

Menurut Rani, orang tuanya sangat mendukung keinginannya untuk belajar bahasa asing. Bahkan sang ayah yang merupakan guide turis sering mengenalkannya dengan tamu dari luar negeri agar ia banyak belajar langsung dari sumber. 

Baca Juga: Monkey Forest Ubud Kembali Dibuka

"Saya paling senang ketemu turis dari Francis jadi bisa tanya-tanya soal Paris juga terus soal menara Eifell, itu mimpi saya jadi walaupun belajar bahasa Francis itu susah sekali tapi saya pantang menyerah," kata anak sulung dari tiga bersaudara ini. 

Selain bahasa Belanda, Rani juga jago bahasa Jerman, Spanyol, Rusia, Prancis, Italia, Jepang, dan Inggris.

Kontributor : Silfa

Load More