SuaraBali.id - Pandemi Covid-19 nyatanya memberikan berkah tersendiri bagi sejumlah seniman di Bali, di mana penjualan produk seni meningkat.
Seperti yang dirasakan dua orang seniman Lie Ping Ping dan Ni Luh Pangestu. ini Keduanya berkolaborasi mengolah produk seni dengan teknik cukil.
Ni Luh mengaku, selama pandemi permintaan akan produknya bertambah meski tak banyak yakni 30 persen.
"Entah untuk konvensionalnya menurun, tapi justru untuk produk dari cukil ini naik walaupun enggak terlalu banyak. Ya mungkin karena semakin tertarik dengan cukil, selain karena seni grafis kan banyak definisinya," ujarnya saat dihubungi di Denpasar, Kamis (29/10/2020).
Adapun jenis produk yang belakangan ini banyak dicari adalah stampel, kaos baju, masker dan tas.
Ni Luh Pangestu mengatakan untuk jumlah yang diproduksi tidak menentu, tergantung dari permintaan konsumen. Namun, produksi selalu dilakukan setiap hari tapi tidak dalam jumlah besar.
"Dalam satu hari kadang pesanan itu tidak menentu. Kadang kami juga ikut kegiatan bazzar, disitu ada yang laku dan pesan setelah liat di bazzar. Kita kadang sediakan barang yang ready seperti scarf 5 pcs, masker juga ada 20 pcs, pouch 10 pcs," jelas Pangestu.
Tak hanya menjual produk seni dengan teknik cukil, seniman asal Pulau Dewata itu juga banyak mengisi kegiatan workshop tentang berkesenian dengan teknik cukil.
Sementara itu, Lie Ping Ping menjelaskan peningkatan penjualan 30 persen ini sangat membantu perekonomian khususnya bagi seniman di saat pandemi Covid-19.
Baca Juga: Lewat Unggahan Ini, Anya Geraldine Mengaku Susah Move On dari Bali
"Dengan kerjasama ini cukup membantu, karena di awal Covid-19 terasa jebol banget dan semuanya ngerasain. Cuma perekonomian semuanya down tuh dan terasa banget. Kita tetap kreatif gini daripada diam tak berbuat apa-apa. Ya untuk keuangan mulai terbantu," ujar Ping ping.
Ia menambahkan banyak permintaan produk seni dari teknik cukil ini karena produk tersebut mulai menjadi permintaan yang penting dan memiliki nilai guna.
Dengan harga pasaran dari Rp25.000 untuk masker sampai paling mahal Rp250.000 untuk syal sepanjang 1,5 meter. Sedangkan kalau konvensional, kata Ping-ping, peminatnya sedikit karena harga produknya mahal bisa mencapai Rp1 juta - Rp2,5 juta
"Produk dengan teknik cukil ini bisa digunakan dan mereka butuh misalnya kayak masker dam stampel. Selain itu, banyak juga permintaan mengadakan workshop tentang teknik cukil ya mungkin sudah banyak yang mulai mencari kegiatan," ujarnya memungkasi. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- Naksir Avanza Tahun 2015? Harga Tinggal Segini, Intip Pajak dan Spesifikasi Lengkap
- 5 Krim Kolagen Terbaik yang Bikin Wajah Kencang, Cocok untuk Usia 30 Tahun ke Atas
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- 5 Rekomendasi Bedak Waterproof Terbaik, Anti Luntur Saat Musim Hujan
Pilihan
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
-
Seberapa Kaya Haji Halim? Crazy Rich dengan Kerajaan Kekayaan tapi Didakwa Rp127 Miliar
-
Toba Pulp Lestari Dituding Biang Kerok Bencana, Ini Fakta Perusahaan, Pemilik dan Reaksi Luhut
-
Viral Bupati Bireuen Sebut Tanah Banjir Cocok Ditanami Sawit, Tuai Kecaman Publik
Terkini
-
Menkeu Purbaya 'Sentil' Menteri Ara soal Lahan Rusun di Bali: Dia Bukan Bos Saya!
-
5 SUV Paling Laris Akhir 2025: Dari Hybrid Canggih Sampai Harganya 200 Jutaan
-
7 Jenis Heels Populer Bikin Kakimu Jenjang dan Elegan
-
5 Maskara Andalan Bikin Mata Hidup Maksimal
-
Eropa Kekurangan Tenaga Produktif, Ini Syarat Agar Anda Bisa Jadi Pekerja Migran