Scroll untuk membaca artikel
RR Ukirsari Manggalani
Rabu, 21 Oktober 2020 | 09:30 WIB
Paus Fransiskus (kiri ke-4), mengenakan masker, berdiri bersama perwakilan dari berbagai agama selama upacara antaragama untuk perdamaian di Alun-alun Campidoglio, Roma pada 20 Oktober 2020 [AFP/Andreas Solaro].

SuaraBali.id - Berlangsung di Piazza del Campidoglio, Roma, Italia, kemarin petang waktu setempat (20/10/2020) berlangsung acara International Meeting of Prayer for Peace. Dengan tagline "No one is saved alone - Peace and Fraternity" atau "Tiada seorang pun dapat menyelamatkan diri sendiri - Perdamaian dan Persaudaraan".

Dikutip dari siaran live EWTN menjelang dini hari Waktu Indonesia Bagian Barat, hadir sebagai pemrakarsa adalah Bapa Suci Vatikan, Paus Fransiskus. Sebelumnya, digelar misa di Basilika Santa Maria yang dihadiri Patriark Bartholomew, pemimpin spiritual Kristen Ortodoks dari Konstantinopel.

Kemudian sesudahnya, kedua tokoh ini menyambut para tamu, wakil dari berbagai latar belakang agama dan kepercayaan, di Piazza del Campidoglio karya Michelangelo.

Dalam pidato sambutannya, seperti dikutip Suara.com--jaringan SuaraBali.id--dari Vatican News, Paus Fransiskus menyebutkan apa yang tengah berlangsung saat ini, yaitu pertemuan antarumat beragama, mengingatkan beliau kepada Assisi Meeting yang diprakarsai Santo Paus Yohanes Paulus II pada 27 Oktober 1986.

Baca Juga: Facelift Seru: Edisi Spesial Mitsubishi Xpander dan Xpander Cross

Paus Fransiskus yang mengenakan masker menghadiri upacara perdamaian dengan perwakilan dari berbagai agama di Alun-alun Campidoglio di Roma pada 20 Oktober 2020 [AFP/Andreas Solaro].

Itulah kali perdana dalam sejarah gereja, seorang pemimpin umat Katolik mengundang para pemuka agama dan kepercayaan lain untuk bersama-sama mendaraskan doa tentang perdamaian sesama manusia.

"Ini adalah tanda harapan yang mendorong kita agar terus bekerja sama dalam persaudaraan," ungkap Paus Fransiskus sembari memberikan contoh tentang Document on Human Fraternity for World Peace and Living Together (Dokumen Persaudaraan Manusia untuk Perdamaian Dunia dan Hidup Bersama), yang ditandatanganinya bersama Imam Besar Al-Azhar, Ahmad Al- Tayyeb, pada 2019.

Dan kini, dalam situasi pandemi COVID-19, manusia dipersatukan dengan cara luar biasa, untuk bersama-sama menghadapi rintangan ini. Sembari tidak lupa memberikan perhatian kepada mereka yang lemah, teraniaya, seperti para pengungsi, anak-anak yang terpisah dari para ibu atau ayahnya, juga para pesakitan, karena seluruhnya layak mendapatkan uluran kasih dan damai.

Seremoni penutup adalah penyalaan lilin di atas sebuah kaldron yang dilakukan oleh seluruh pemimpin agama. Dilanjutkan satu per satu membubuhkan tanda tangan di atas selembar kertas.

Meski menerapkan protokol ketat COVID-19, prosesi berlangsung damai dan syahdu, beriring lagu-lagu klasik yang salah satunya bertajuk Canon in D Major, karya paling masyhur dari komposer Johann Pachelbel.

Baca Juga: Gantengnya Tom Cruise Motoran di Italia, Pakai BMW G 310 GS Produksi India

Sesudahnya, muncul para remaja yang mewakili etnisitas, agama, dan kepercayaan. Mereka juga menyalakan lilin serta mendatangi pernyataan perdamaian dunia.

Load More