Scroll untuk membaca artikel
Husna Rahmayunita
Jum'at, 16 Oktober 2020 | 14:02 WIB
Perayaan penetapan tari Bali sebagai warisan budaya dunia di Taman Budaya Denpasar, Rabu (30/12).

SuaraBali.id - Sudah sejak Maret 2020, pandemi Covid-19 melanda Tanah Air. Namun hal itu tak menyurutkan semangat para seniman untuk berkarya, seperti di Buleleng, Bali kali ini.

Para seniman tetap berkarya dan berkreasi demi melestarikan seni dan budaya leluhur.

Mereka berkarya di tengah pandemi Covid-19 dengan tetap mengedepankan protokol kesehatan (prokes).

Seperti yang dilakukan Dek Geh, seorang seniman tari kontemporer asal Singaraja. Kepada Beritabali.com (jaringan Suara.com), dia bercerita kalau tetap aktif berkesenian.

Baca Juga: Data dari Perusahaan yang Lapor, Lebih 900 Karyawan di Pekanbaru Dirumahkan

Hanya saja karena adanya pandemi Covid-19, ia kini memanfaatkan media sosial.

Dia melakukan perekaman karya seni tarinya lalu diunggah di kanal media sosial agar bisa ditonton oleh masyarakat.

Seniman tari kontemporer Bali berkarya di tengah pandemi. (dok.Beritabali.com/ist)

Selama latihan, Dek Geh dan teman-teman tetap menerapkan prokes, seperti menggunakan masker dan menjaga jarak.

"Tetap kita lakukan protokol kesehatan, supaya kesenian juga tetap langgeng. Harus tetap berkarya," ujar Dek Geh.

Pertunjukkan Virtual

Baca Juga: Dua Kawasan Pantai di Buleleng Akan Dirombak, Ini Alasannya

Dinas Kebudayaan Kabupaten Buleleng berencana mengupayakan kegiatan kesenian dengan tetap menerapkan prokes.

Untuk saat ini, Dinas Kebudayaan Kabupaten Buleleng lebih sering menggelar pagelaran seni dan budaya melalui kegiatan virtual.

Sejumlah seniman lebih banyak menggelar pertunjukkan seni dengan merekam terlebih dahulu, lalu menampilkan hasil kerja keseniannya melalui kanal-kanal sosial media itu.

Kepala Dinas Kebudayaan Buleleng, Gede Dody Sukma Oktiva Askara menuturkan pihaknya mendukung cara berkesenian yang dilakukan para seniman tersebut.

“Ini semata-mata agar seniman dan pekerja seni tetap produktif sehingga kita upayakan untuk mewadahi pagelaran melalui seni virtual dulu,” ujarnya, Kamis (15/10).

Perayaan penetapan tari Bali sebagai warisan budaya dunia di Taman Budaya Denpasar, Rabu (30/12).

Dia mengatakan metode virtual menjadi solusi untuk pagelaran seni budaya di tengah pandemi Covid-19. Pihaknya masih menyelenggarakan lomba-lomba seni budaya seperti lomba Ogoh-ogoh.

Namun, dalam pelaksanaannya terdapat sejumlah penyesuaian seperti mengganti metode penilaian oleh juri yang sebelumnya tatap muka menjadi secara online maupun virtual.

"Jika sebelumnya penilaian dilakukan secara langsung, namun sekarang juri menilainya dari proses pengerjaan hingga selesai melalui video, sistem penilaian seperti itu yang perlu kita atur lagi" jelas Dody.

Ia menambahkan pada 2021, pihaknya berencana memfasilitasi pagelaran seni budaya dan beberapa festival yang sempat tertunda dengan catatan menerapkan prokes.

Namun semua tergantung dengan perkembangan Covid-19. Dody berharap pandemi ini segera berlalu sehingga seluruh aktivitas bisa berjalan normal.

Load More