Scroll untuk membaca artikel
Husna Rahmayunita
Senin, 21 September 2020 | 06:28 WIB
Tokoh masyarakat dan warga Bale Agung serta pengurus Desa Adat Buleleng, Bali, mengadakan upacara pengibaran bendera Merah Putih untuk memperingati HUT Proklamasi Kemerdekaan RI di rumah tua ibunda Bung Karno, Nyoman Rai Srimben, Banjar Bale Agung, Kelurahan Paket Agung, Buleleng, Bali, Senin (17-8-2020). ANTARA/Made Adnyana

SuaraBali.id - Rumah Ibunda Bung Karno, Nyoman Rai Serimben mulai direstorasi, Minggu (20/9/2020).

Rumah tersebut berlokasi di Bale Agung, Kelurahan Paket Agung, Kecamatan Buleleng, Buleleng, Bali.

Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana meletakkan batu pertama sebagai tanda dimulainya pembangunan rumah ibunda Bung Karno.

Ia meminta restorasi rumah ibunda Bung Karno ini mirip bentuk bangunan aslinya.

Baca Juga: Imbas Covid-19 di Bali: Pariwisata Landai, Warga Kembali Bertani

“Restorasi rumah ibunda Bung Karno diharapkan tetap mengikuti atau menyerupai bangunan aslinya," ujar Bupati Suradnyana.

Bupati Suradnyana yang terus berkoordinasi dengan keluarga besar Bale Agung (Keluarga Nyoman Rai Serimben) untuk menggali lebih dalam seperti apa kondisi lingkungan dan bangunan di zaman dahulu.

"Areal rumah Rai Srimben untuk dibuat mirip sesuai dengan dokumen-dokumen yang masih tersimpan. Kami akan coba lihat-lihat lagi foto-foto lama. Untuk lingkungannya seperti apa. Kami tetap berupaya agar lingkungannya dikembalikan," sambungnya.

Sebelumnya, Pemkab Buleleng melalui Dinas Kebudayaan mengusulkan restorasi ke Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI.

Usulan restorasi lantaran rumah keluarga Nyoman Rai Serimben yang usianya ratusan tahun ini memang kondisinya sangat memprihatinkan.

Baca Juga: Nenek Penjual Buah Dibayar Pakai Uang Mainan, Menangis saat Pergi ke Warung

Atapnya yang berbahan seng sudah berkarat dan banyak yang berlubang dan temboknya yang terbuat dari susunan batu bata juga mulai keropos akibat usianya yang tergolong tua.

Proposal restorasi yang diusulkan Dinas Kebudayaan disetujui oleh BPCB dengan pagu anggaran sebesar Rp160 juta.

Sementara itu, perwakilan dari Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Bali Giri Prayoga menegaskan bahwa pihaknya akan terus mendiskusikan perubahan restorasi pada rumah Rai Srimben dengan Pemerintah Buleleng melalui Disbud Buleleng dan pihak keluarga besar Bale Agung Singaraja.

Pada restorasi ini dipastikan tidak ada kegiatan penggalian terhadap dasar bangunan. Hanya saja sudah diperkirakan ada sedikit kenaikan sisi bangunan sekitar 10 sentimeter sampai 15 cm karena dari sisi tangga yang paling bawah kelihatan pendek, adanya penimbunan dasar bangunan.

"Ada kenaikan sedikit karena memang mengembalikan ke aslinya," ucap Giri Prayoga.

Ia menerangkan untuk bahan baku akan tetap mempergunakan bahan baku aslinya.

Menurutnya beberapa bahan yang sulit seperti batu bata karena  pada bangunan itu bentuknya sedikit berbeda-beda. Ada yang ukuran kecil dan ada ukuran besar.

"Kalau target tuntas, tentu saja di awal bulan Desember 2020. Jadi, ini harus selesai dengan tepat waktu," ungkap Giri Prayoga.

Dalam kesempatan yang sama, penglingsir di Banjar Bale Agung Jro Mangku Made Arsana mengaku senang jika pemerintah akhirnya melakukan restorasi terhadap rumah ibunda Bung Karno.

Pihaknya pun tak menampik jika melakukan restorasi rumah yang berusia ratusan tahun bukanlah hal yang mudah sebab harus mampu mengembalikan seperti nuansa ratusan tahun lalu.

"Yang jelas kami menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada pemerintah untuk merestorasi rumah ini," katanya.  (Antara)

Load More