Dari Ngendagin Hingga Nyangket: Perjalanan Spiritual Petani Bali dalam Setiap Butir Padi

Sawah di Bali bukan sekadar lahan, tapi altar dialog manusia, alam, dan Tuhan lewat Subak berfilosofi Tri Hita Karana. Ritual tanam adalah perjalanan spiritual & harmoni.

Eviera Paramita Sandi
Sabtu, 01 November 2025 | 09:00 WIB
Dari Ngendagin Hingga Nyangket: Perjalanan Spiritual Petani Bali dalam Setiap Butir Padi
Ilustrasi Sawah di Bali - Apa Itu Subak Bali? (Instagram @darialamdesaku)
Baca 10 detik
  • Bagi petani Bali, sawah adalah pura suci tempat ritual Subak menyatukan manusia, alam, dan Tuhan.
  • Setiap tahap tanam padi adalah perjalanan spiritual, dari ritual Ngendagin hingga panen sebagai syukur.
  • Secara kolektif, Subak menjaga harmoni lewat ritual seperti Magpag Toya & Nyepi Sawah untuk alam.

Bahkan, ada momen Nyepi Sawah, di mana lahan sengaja diistirahatkan—sebuah jeda kosmik untuk memulihkan energi bumi dan membersihkan alam secara spiritual.

Pada akhirnya, ritual-ritual ini bukanlah sekadar tradisi. Ia adalah sebuah sistem kearifan lokal yang canggih, sebuah cetak biru tentang bagaimana hidup selaras dengan alam, memastikan bahwa sawah tidak hanya menghasilkan padi, tetapi juga melestarikan kehidupan itu sendiri.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini