Rumah Roboh, Orangtua Tidak Ada: Jeritan Pilu Ruth Kehilangan Keluarga Akibat Banjir Bali

Ruth dilanda kesedihan mendalam akibat banjir bandang yang merenggut orang tua & adiknya di Badung. Ia berharap tim SAR segera menemukan keluarganya, apapun keadaannya.

Eviera Paramita Sandi
Jum'at, 12 September 2025 | 17:46 WIB
Rumah Roboh, Orangtua Tidak Ada: Jeritan Pilu Ruth Kehilangan Keluarga Akibat Banjir Bali
Ruth Deidree Marie Korin Boelan (27), anak dari pasutri yang hilang akibat banjir di Residence Bukit Tinggi, Banjar Kelod Kauh, Desa Mengwitani, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung, Bali [ANTARA/Rolandus Nampu ]

SuaraBali.id - Kesedihan mendalam menyelimuti Ruth Deidree Marie Korin Boelan (27), yang hatinya hancur berkeping-keping akibat tragedi banjir bandang di Residence Bukit Tinggi, Banjar Kelod Kauh, Desa Mengwitani, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung, Bali.

Pada Rabu (10/9), orang tua serta adiknya raib ditelan amukan air bah, dan kini, hanya ada satu harapan yang terus dipanjatkannya: agar tim SAR dapat segera menemukan keluarganya.

Dengan mata berkaca-kaca dan suara bergetar, Ruth mengungkapkan perasaannya yang campur aduk antara cemas dan pasrah.

"Harapannya supaya keluarga saya cepat ketemu. Supaya cepat diselesaikan semuanya. Apapun keadaannya saya akan terima," kata Ruth saat ditemui di lokasi kejadian pada Jumat, (12/9/2025.

Baca Juga:Warga Meminta Solusi Mengatasi Banjir ke Gibran : Biar Pak Wapres Tidak Datang Lagi

Ruth adalah anak pertama dari pasangan Rio Hatnar Boelan (56) dan Dewi Ratnawati Soenarjo (57).

Kedua orang tuanya, bersama adiknya, Riviere Timothy George Wicaksono Boelan (23), hingga kini belum ada kabar setelah rumah mereka luluh lantak disapu banjir.

Kehilangan ketiga anggota keluarganya secara mendadak ini telah menorehkan luka yang teramat dalam.

Ia mengaku sangat syok dan terpukul saat pertama kali mendapatkan kabar mengerikan bahwa rumah dan keluarganya lenyap, diduga terseret derasnya arus banjir.

Berita itu datang dari pamannya, yang langsung menghubunginya dan mengunggah status di WhatsApp (WA) mengenai peristiwa tragis tersebut.

Baca Juga:Wapres Gibran Duduk Bersila dan Dikerumuni Pengungsi Kala Kunjungi Pos Pengungsian Banjir Bali

Pada awalnya, Ruth masih mencoba meyakini bahwa keluarganya baik-baik saja.

Pengalaman sebelumnya, ketika banjir pernah melanda dan keluarganya tetap aman, memberinya sedikit rasa tenang.

"Saya nggak bertanya karena sebelumnya juga pernah banjir di rumah, tetapi biasanya terlewatin. Esok paginya Om saya menanyakan kepada saya ini bagaimana, kenapa papa mamanya kok nggak ada kabar? Saya pikir mungkin karena banjir di rumah listriknya korslet," tuturnya.

Namun, harapan itu pupus ketika pada Rabu (10/9/2025) pagi, sang paman mendatangi rumah korban setelah upaya menghubungi mereka tak membuahkan hasil. P

aman Ruth menemukan pemandangan yang menghancurkan hati: rumah tersebut sudah tidak ada, hanyut terbawa banjir.

Berita kelam itu kemudian disampaikan kepada Ruth.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini