SuaraBali.id - Banjir yang terjadi di Kota Mataram mengakibatkan banyak kerusakan mulai dari tempat tinggal hingga kendaraan warga.
Hingga Selasa (8/7/2025) siang tadi, upaya evakuasi kendaraan warga yang terdampak banjir Mataram masih dilakukan tim.
Salah satunya ketua Ikatan Motor Indonesia (IMI) NTB, dr. Lalu Herman Mahaputra membantu evakuasi kendaraan milik warga yang masih ada di sungai.
Kondisi kendaraan tersebut rusak parah.
Baca Juga:Pengantin Anak Viral Hendak Dijadikan Duta, LPA Mataram : Tidak Mungkin, Mereka Korban
Kendaraan yang rusak milik korban banjir, saat ini mulai memenuhi bengkel mobil yang ada di Mataram maupun Lombok Barat.
Rata-rata kendaraan roda empat rusak tersebut langsung di masukkan ke bengkel resmi masing-masing perusahaan.
Misalnya, bengkel resmi Toyota, Selasa sore tadi sudah menerima sekitar 20-an unit kendaraan roda empat milik korban banjir.
Kondisi mobil tersebut berbeda-beda mulai dari rusak ringan hingga rusak berat.
![Mobil korban banjir di Mataram, Nusa Tenggara Barat [Suara.com/Buniamin]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/07/08/25711-mobil-korban-banjir.jpg)
Ketinggian air pada saat banjir di beberapa wilayah di Kota Mataram berbeda-beda dan paling tinggi hingga 2,5 meter yang terjadi di BTN Riverside Mayura sekitar 100 meter meter belakang Transmart Mataram.
Baca Juga:Pengusaha di Mataram Pesan Siswa SD Untuk Prostitusi, Korban Dijual Kakaknya Sendiri
Kepala Bengkel Resmi Toyota, I wayan Sudarsana mengatakan kondisi mobil korban banjir berbeda-beda. Hal ini ditentukan seberapa tinggi air masuk ke dalam mobil.
“Untuk korban banjir ini ada kategori sedang, ringan dan berat. Itu ada yang sudah masuk karpet, ada yang sudah setengah diatas jok dan ada yang sudah full,” katanya.
Namun beberapa kendaraan disebut tidak terlalu parah. Karena air pada saat banjir tidak sampai masuk ke dalam mesin.
“Itu hanya kecipratan saja,” katanya.
Jika banjir hanya sampai setengah ban mobil maka montir hanya akan melakukan pemeriksaan sekitar roda. Dan ini biasanya pada kondisi rem yang sudah mulai bunyi jika dioperasikan.
“Rem lengket, ada juga yang mulai seret karena kena lumpur dan ini yang kita fokus bagian bawa,” ujar Wayan Selasa (8/7/2025) sore.
Namun untuk kondisi air yang sudah masuk sampai karpet mobil maka akan mengganggu beberapa spare part mobil.
![Mobil Korban banjir di Mataram, Nusa Tenggara Barat di bengkel [Suara.com/ Buniamin]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/07/08/74042-mobil-korban-banjir.jpg)
Karena biasanya di bawah karpet itu ada beberapa kabel yang penting untuk kelancaran mengendara.
“Ada juga ECU itu harus kita lakukan pengecekan. Kita harus cek bagian bawah mesin,” katanya.
Ia menerangkan, jika perbaikan tidak terlalu parah atau rusak ringan biasanya biaya yang harus dikeluarkan minimal Rp10 juta.
Namun dengan melihat kondisi rata-rata mobil warga saat ini biaya yang harus dikeluarkan di atas Rp100 juta.
“Itu kerusakan berat diatas Rp100 juta. Ini jika komponen ini mengalami kerusakan. Tapi kan kasus mobil ini kondisinya berbeda-beda,” katanya.
Jika kendaraan sudah terendam banjir masih ada hal-hal yang biasanya muncul pada saat dipakai di kemudian hari.
“Komponen modulnya tapi kalau modul sudah terkena air solder nya kalau dia panas kadang nyambung dan tidak,” katanya.
Sementara itu, salah seorang pengelola bengkel dan penjual spare part di Mataram, Yen mengaku hanya menerima satu unit kendaraan yang akan di perbaiki. Bahkan kendaraan itu pun merupakan pemilik bengkel.
Ia mengaku tidak menerima perbaikan kendaraan lain akibat banjir karena saat ini lebih banyak menggunakan system ECU.
Bahkan kondisi kendaraannya saat ini juga belum ketahui masih bisa hidup atau tidak.
Karena pasca banjir yang terjadi, diderek ke bengkel untuk diperbaiki.
“Ini hanyut. Tapi tidak jauh sekitar 50 meter dan untung nyangkut,” katanya.
Ia mengatakan, proses perbaikan kendaraan ini mulai dari pembersihan seluruh bagian di kendaraan.
Selain itu, penggantian seluruh oli, minyak rem dan lainnya.
“Kita belum hidupkan ini, kita ganti semua dan baru kita coba ada kendala atau tidak,” katanya.
Menurutnya, perbaikan mobil open cup dengan merek Panther seperti yang dimiliki bengkel dinilai tidak terlalu sulit.
Jika dibandingkan dengan kendaraan sekarang yang menggunakan system ECU (Electronic Control Unit) lebih sulit.
“Ini kan konvensional. Nama mobilnya Isuzu Panther, kita tidak berani terima yang lain,” katanya.
Ia mengatakan, rata-rata mobil yang ada di BTN Riverside diserahkan dealer masing-masing.
“Itu nanti kita tidak tahu berapa karena dioper ke dealer dan kembali ke aslinya,” katanya.
Kontributor Buniamin