SuaraBali.id - Adriansyah (16) meninggal dengan kondisi yang mengenaskan. Dimana, pagi hari ditemukan tubuh gosong dan tempat tidur terbakar. Peristiwa ini diduga karena korban main handphone sambil mengecas.
Ayah korban, Sahnun mengatakan korban merupakan anak yang rajin karena setiap hari bangun waktu Subuh. Sebagai orang tua, dia mengaku tidak terlalu lelah untuk membangunkannya setiap harinya.
“Waktu Subuh itu kan bangun dia, salat dulu hidupkan lampu,” katanya Kamis (3/8) siang.
Ia mengatakan, pada hari kejadian kebiasaan menghidupkan lampu pada saat waktu Subuh tidak dilakukan korban. Sampai akhirnya ayah korban mencoba membangunkan tapi tidak ada jawaban, sehingga terpaksa rumah tempat tinggal korban dibuka dengan kunci cadangan.
“Saya bangunin untuk shalat dan dipanggil-panggil tidak bisa dan ada setengah jam saya panggil tapi tidak ada jawaban. Lalu saya cari kunci cadangan,” tuturnya.
Setelah berhasil membuka pintu kamar korban, Sahnun melihat sudah banyak kepulan asap dan gelap dan kabel sudah terbakar di ruangan di atas tempat tidur. Fasilitas yang terbakar yaitu tempat tidur korban, buku-buku pelajaran dan semua barang-barang yang lain.
“Itu habis semua terbakar. Anehnya tidak ada api hanya asap doang. Saya masuk raba-raba tapi semua sudah jadi debu,” ujarnya.
Terkait kronologinya, Sahnun mengaku tidak mengetahui secara pasti apakah korban charge handphone terlebih dahulu atau tidak. Pasalnya, tempat tinggal korban dengan orangtua berbeda.
“Kurang tahu kita beda rumah. Dia sendiri disini (menunjukkan rumah korban red),” katanya.
Sementara itu, Kapolsek Praya Tengah, Iptu Agus Priyanto mengatakan, hasil dari olah TKP yang dilakukan korban meninggal diduga karena main handphone sambil mengecas. Informasi kejadian tersebut diterima sekitar pukul 07.00 pagi dan langsung ke TKP.
“Kan pada saat dimainkan Hp panas dan meledak itu salah satu kemungkinan yang kita duga selain membakar tubuhnya juga sekitar,” katanya.
Ia menjelaskan, setelah olah TKP kondisi tubuh korban mengelupas, wajah kebakar dan bagian pinggang terkelupas. Aparat kepolisian tidak melakukan pemeriksaan lebih lanjut karena keluarga korban sudah mengikhlaskannya.
“Orangtua korban sudah menerima ini merupakan musibah. Dan mereka tidak menginginkan untuk di autopsi” katanya.
Ia mengimbau, kejadian ini menjadi pelajaran buat semua masyarakat pada saat charge handphone tidak sambil memainkannya apalagi sambil menelepon. Himbauan ini juga sebagai langkah pencegahan agar kejadian serupa tidak terulang.
“Cukup sudah satu saja yang jadi korban. Jangan ada yang lain lagi,” tegasnya.
Kontributor: Buniamin