Bali United: Rivalitas Hanya 90 menit di Lapangan, Di Luar Kita Semua Saudara

Sejumlah klub Liga 1 menyampaikan ucapan duka cita atas tragedi yang terjadi di Stadion Kanjuruhan

Muhammad Yunus
Minggu, 02 Oktober 2022 | 14:17 WIB
Bali United: Rivalitas Hanya 90 menit di Lapangan, Di Luar Kita Semua Saudara
Kaca sebuah mobil milik satuan K-9 Polres Malang pecah terkena batu saat kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, Minggu (2/10/2022). [ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto/foc]

Dalam pertandingan itu, Arema FC kalah dari Persebaya Surabaya dengan skor akhir 2-3. Kekalahan itu merupakan yang pertama bagi Arema FC sejak 23 tahun terakhir.

Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Nico Afinta menjelaskan dari 127 orang yang meninggal dunia tersebut, dua di antaranya merupakan anggota Polri.

Nico menjelaskan sebanyak 34 orang dilaporkan meninggal dunia di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, sementara sisanya meninggal saat mendapatkan pertolongan di sejumlah rumah sakit setempat.

Hingga saat ini terdapat kurang lebih 180 orang yang masih menjalani perawatan di sejumlah rumah sakit.

Baca Juga:Profil Dua Pemain Liga 3 Korban Tewas di Stadion Kanjuruhan Malang, Persahabatan Sampai Mati

Selain korban meninggal dunia, tercatat ada 13 unit kendaraan yang mengalami kerusakan, 10 di antaranya merupakan kendaraan Polri.

"Masih ada 180 orang yang masih dalam perawatan. Dari 40 ribu penonton, tidak semua anarkis. Hanya sebagian, sekitar 3.000 penonton turun ke lapangan," tambahnya.

Menurut dia, pertandingan di Stadion Kanjuruhan tersebut sebenarnya berjalan dengan lancar.

Namun, setelah permainan berakhir, sejumlah pendukung Arema FC merasa kecewa dan beberapa di antara mereka turun ke lapangan untuk mencari pemain dan ofisial.

Petugas pengamanan kemudian melakukan upaya pencegahan dengan melakukan pengalihan agar para suporter tersebut tidak turun ke lapangan dan mengejar pemain. Dalam prosesnya, akhirnya petugas melakukan tembakan gas air mata.

Baca Juga:Sepakbola Indonesia Berduka! Yuni Shara: yang Terluka Segera Disembuhkan dan Keluarga yang Ditinggalkan Diberi Ketabahan

Nico menjelaskan penembakan gas air mata tersebut dilakukan karena para pendukung tim berjuluk Singo Edan yang tidak puas dan turun ke lapangan itu telah melakukan tindakan anarkis dan membahayakan keselamatan para pemain dan ofisial.

"Karena gas air mata itu, mereka pergi keluar ke satu titik, di pintu keluar. Kemudian terjadi penumpukan dan dalam proses penumpukan itu terjadi sesak nafas, kekurangan oksigen," katanya. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini