SuaraBali.id - Dewasa ini sepak bola tidak hanya digandrungi oleh kaum adam, namun kaum hawa juga mulai menghiasi bangku tribun. Kehadirannya kerap menjadi sorotan di tengah dominasi suporter laki-laki di dalam stadion.
Memang sepak bola tidak pernah membatasi gender, namun potret negatif kerusuhan di dalam stadion kerap membuat kaum hawa enggan datang ke stadion karena merasa tidak aman.
Kedewasaan suporter perlu terus ditekankan meminimalisir kerusuhan-kerusuhan di dalam stadion yang bisa menodai citra suporter, klub dan kota tempat bernaung.
Dalam perkembangannya muncul kelompok-kelompok suporter dari kaum hawa, Persis Solo memiliki Srikandi Pasoepati, Persija Jakarta memiliki Jak Angel, Arema memiliki Aremanita, Persebaya memiliki Bonita hingga Bali United memiliki Lady Dewata sebagai julukan untuk basis suporter wanita.
Baca Juga:Delegasi G20 Kunjungi Desa Kutuh, Diajak ke Pura Hingga Membuat Canang
Salah seorang pelukis/painter muda berjiwa seni asal Kota Denpasar, Bali bernama Evelyn Kosasih, merupakan satu dari sekian banyak Lady Dewata yang mencintai dan setia memberikan dukungan bagi Serdadu Tridatu.
Kecintaan perempuan berusia 22 tahun ini dibuktikan dengan antusiasme hadir di stadion setiap Bali United berlaga. Kesedihan menusuk relung hati kala pandemi COVID-19 melanda dan melarang penonton hadir di stadion.
Pemilik akun instagram @Evekoss ini sejak kecil akrab dengan dunia si kulit bundar, kakeknya seorang pemain bola, ayah dan kakak laki-lakinya di rumah kerap membicarakan mengenai sepak bola, dari liga domestik hingga piala dunia.
"Awal suka sepak bola memang dari lingkungan keluarga, dari saya kecil, ayah dan kakak suka membicarakan tentang sepak bola waktu di rumah jadi ikut tertarik. Kakek dari ayah dulu pemain bola, beliau meminggal di lapangan karena serangan jantung, saat ikut klub di Surabaya," kata Evelyn yang memiliki pengikut di Instagram sebanyak 12 ribu followers itu kepada wartawan di Denpasar, pada Jumat (8/7/2022).
Evelyn juga senang bermain bola sejak kecil, hingga dewasa dengan kakak laki-lakinya serta teman-teman pernah menyewa lapangan futsal untuk bermain bola hingga di dunia game console kerap bermain PES (Pro Evolution Soccer).
Baca Juga:Pasien DBD Terus Bertambah, Keterisian Bed di RSD Mangusada Mulai Penuh
"Saya sering main PES bersama sepupu, dari jecil saya juga suka bermain bola, meskipun hanya sekadar untuk bersenang-senang, sampai sewa lapangan futsal main bola. Itu yang membuat saya benar-benar gembira," ungkapnya.
Dari Bali United Berdiri di Bali tahun 2015 silam, Evelyn yang notabene lahir di Pulau Dewata ini langsung mendukung sepenuhnya, apalagi saat Bali United juara di tahun 2019 dan 2021, meski saat itu Evelyn sedang menempuh pendidikan di Surabaya, ia terus mengikuti perkembangan Bali United.
"Saat punya banyak waktu luang karena work from home (WFH), menonton dan mendukung Bali United berjuang di Liga 1 adalah hiburan,” jelas Evelyn.
Alumnus SMA Santo Yosef Denpasar ini menuturkan kisahnya yang tak terlupakan adalah saat menonton Bali United melawan Persija Jakarta di Stadion Kapten I Wayan Dipta tahun 2017 silam.
“Waktu itu ada pertandingan Liga 1 antara Bali United melawan Persija di malam hari. Saya dengan ayah pergi ke sana berharap dapat tiket on the spot. Namun, apa daya sudah ludes habis terjual," kata Evelyn.
"Ya jadi kami hanya bisa menonton di lapangan parkir menggunakan layar tancap. Lucunya kalau suporter di dalam stadion sudah berteriak gol, kami yang berada di tempat parkir sekitar sepuluh detik kemudian baru bersorak gembira akibat keterlambatan pada siaran pertandingan,” bebernya.
Evelyn lalu menempuh pendidikan di Universitas Kristen Petra di Surabaya, Jawa Timur tahun 2017 itu dengan mengambil Jurusan Desain Komunikasi Visual.
Keahliannya dalam melukis juga ia tumpahkan untuk para pemain Bali United. Ia kerap melukis potret-potret para pemain Bali United.
“Melukis sudah menjadi bagian dari saya juga sejak kecil. Ketika menyukai sesuatu, saya pasti akan lukis atau gambar hal tersebut. Maka dari itu, banyak pula karya saya yang terinspirasi dari perjuangan dan semangat mereka (pemain Bali United) di atas lapangan,” ujar dia.
Bak seorang pengamat, Evelyn pun juga terdengar paham diksi-diksi dan pergerakan para pemain bola.
"Nadeo keren saat penyelamatan menjaga gawang, kombinasi Eber Bessa dan Privat Mbarga tiki takanya juga keren, Brwa Nouri, kemudian Yabes Roni meski cadangan saat dimasukkan cepat pergerakannya, gesit tapi di finishing saja yang kurang," tutur fia.
Di tahun 2021, Evelyn yang kembali ke Bali, pertepatan dengan Bali United menjadi tuan rumah AFC Cup. Tentu kesempatan ini tak disia-siakannya setelah lima tahun penantian menyaksikan tim kesayangan.
Ia pun mengaku merinding melihat atmosfer stadion aaat laga Bali United melawan Kedah Darul Aman FC. Di mana Bali United berhasil menekuk Kedah FC 2-0. Euforia kembali dirasakan.
Teriakan, nyanyian, dan semangat dari kekompakan para suporter membuat Evelyn kagum.
“Satu kata untuk menggambarkan pengalaman saya ke stadion adalah, merinding. Mulai dari para pemain masuk ke lapangan benar-benar perasaan yang tidak bisa dijelaskan. Mungkin karena pengaruh sudah sejak lama saya ingin menonton langsung di stadion,” ungkap dia.
Meski saat itu hujan deras mengguyur Gianyar, Evelyn tak patah arang mendukung Nadeo Argawinata dan kolega.
Ia juga menampilkan foto kolase tahun 2017 lalu dengan tahun 2021 dengan mengenakan jersey yang sama berwarna hitam.
Perempuan berzodiak Libra, ini juga memiliki banyak koleksi merchant baju - baji bertema Bali United.
“Pengalaman menonton sepak bola benar-benar sangat menyenangkan. Tahun 2022 ini sangat senang akhirnya bisa menonton langsung klub favorit dan merasakan kemenangan pertandingan melawan Kedah,” tutup wanita kelahiran Denpasar, 22 Oktober 2000 ini.
Kontributor Bali : Yosef Rian