"Kalau tidak media yang kasi tahu. Kami tidak tahu. Kami juga cari kabupaten kota tidak ada. Karena SD SMP itu kan kewenangan kabupaten. Tapi kita tidak mau melempar masalah ini ke mana. Semua ini tanggung jawab kita bersama," kata Zul.
Ia juga mengklaim bahwa bangunan sekolah SDN 3 Bukit Tinggi awalnya tidak kena penggusuran akibat pengerjaan di kawasan bendungan meninting.
"Keadaan SDN ini kan sebenarnya sudah dijelaskan. Tapi karena banyak aktivitas ledakan makanya sekolah dipindahkan," sebutnya.
Melihat adanya 64 siswa belajar di ruang kelas sederhana, Dr Zul meminta maaf kepada masyarakat di Dusun Murpandang karena sekolah dilaksanakan dengan kondisi tidak memadai selama empat tahun.
Baca Juga:Kaca Jendela SDN di Bogor Pecah Dirusak Orang Tidak Dikenal, Polisi Langsung Turun Tangan
"Jadi kita mohon maaf sama masyarakat. Saya baru tahu kalau tidak ada yang kasih tahu kami tidak tahu. Begitu kan," kata Zul.
Saat berbincang dengan Gubernur, Kepala Sekolah SDN 3 Bukit Tinggi, menyampaikan bahwa direlokasinya tempat belajar mengajar karena lokasi awal tidak kondusif.
"Alat berat lalu lalang. Kita takut anak-anak nanti kenapa-kenapa. Ditambah tidak nyaman karena adanya ledakan-ledakan," terangnya.
Sariu juga menambahkan, bahwa sebelum direlokasi, bangunan sekolah juga rusak akibat gempa di 2018. Sehingga kondisinya semakin tidak memungkinkan untuk belajar mengajar setelah adanya pembangunan bendungan meninting.
Sisa-sisa dari bangunan lama tersebut pula yang dimanfaatkan untuk membangun sekolah sementara di tanah Abdul Said.
Baca Juga:Memprihatinkan, SD Negeri di Simeulue Terancam Ditutup, Ini Penyebabnya
Kontributor: Abdul Goni Ilman Kusuma
- 1
- 2