SuaraBali.id - Puluhan anjing berlarian di sekitar kawasan Taman Hutan Raya (Tahura) Ngurah Rai di Desa Pemogan, Kecamatan Denpasar Selatan, Bali.
Anjing-anjing itu berkeliaran di kawasan yang akan dijadikan showcase mangrove.
Meski liar, anjing-anjing tersebut nampak terawat dan sehat. Rupanya anjing-anjing tersebut ada yang merawat dan rutin datang setiap harinya. Perempuan tersebut bernama Dewi Wulansari (40 tahun).
Dewi tinggal di Kuta, Badung, Bali, dan setiap hari selalu menyempatkan diri ke kawasan tempat anjing-anjing liar itu berada. Anjing tersebut diberi makan, obat anti kutu, hingga vitamin.
Baca Juga:Warga Bali Diajak Gunakan Kain Tenun Endek Asli
"Total ada sekitar 22 anjing kalau di sini, kalai di kuta 1, dan di seminyak 8 dekat rumah," katanya ditemui belum lama ini.
Anjing tersebut mulai dari anjing lokal Bali hingga anjing ras. Tempat ini, kata dia, biasanya memang dijadikan orang membuang anjing peliharaannya.
Ia mulai merawat anjing-anjing ini sekitar tiga tahun lalu. Awalnya, ia mendapat informasi seekor anak anjing kakinya hancur di kawasan Tahura. Kemudian ia datang untuk menyelamatkannya.
Ternyata, di kawasan banyak anjing lainnya kondisinya memperihatinkan. Badannya kurus dan nampak tidak terawat.
"Anjing di sini banyak engga terawat. Kemudian kami rawat dan ceritanya memang banyak orang buang anjing di sini," katanya.
Baca Juga:Penghematan Anggaran, Puskesmas 24 Jam di Jembrana Akan Ditiadakan
Ia mengaku untuk biaya pakan bisa menghabiskan sekitar Rp100 ribu sehari. Kemudian biaya lain seperti vitamin, obat kutu, hingga steril anjing.
Ia mengaku tergerak merawat anjing liar ini karena kasihan. Di Bali, kata dia, banyak anjing liar yang kondisinya memperihatinkan dan ditemukan di jalan hingga tempat wisata.
Jumlahnya terus bertambah seiring banyak warga negara asing yang pulang ke negaranya akibat Covid-19. Anjing mereka dibiarkan terlantar begitu saja.
"Kalau jalan itu gampang banget lihat anjing liar kaya sakit kurus. Banyak sekali apalagi di Kedonganan dan Jimbaran," kata perempuan yang bekerja di sebuah Villa di Badung, Bali.
Ia berharap para pemilik anjing untuk terus merawat anjingnya. Sehingga tidak dibuang ketika sudah bosan.
Kontributor : Imam Rosidin