Sejarah Kabupaten Karangasem, Asal-usul Nama Hingga Perlawanan ke Belanda dan Jepang

Sejarah Kabupaten Karangasem cukup menarik itu dibahas, mulai dari munculnya kerajaan hingga akhirnya menjadi daerah tingkat II.

Pebriansyah Ariefana
Rabu, 24 November 2021 | 13:56 WIB
Sejarah Kabupaten Karangasem, Asal-usul Nama Hingga Perlawanan ke Belanda dan Jepang
Kabupaten Karangasem

SuaraBali.id - Kabupaten Karangasem merupakan daerah yang masuk dalam wilayah Provinsi Bali. Sejarah Kabupaten Karangasem cukup menarik itu dibahas, mulai dari munculnya kerajaan hingga akhirnya menjadi daerah tingkat II.

Berdasarkan literatur sejarah, dulu Karangasem merupakan sebuah kerajaan Hindu di daerah Bali Timur yang berdiri pada abad ke-17. Pada puncak kejayaannya, wilayah kekuasaan Kerajaan Karangasem meluas hingga Pulau Lombok.

Namun, pada masa penjajahan Indonesia, kerajaan ini ditundukkan oleh Pemerintah Belanda di tahun 1894. Sehingga pada saat itu kerajaan berada di bawah kendali Pemerintah Hindia Belanda. Setelah Indonesia merdeka, Karangasem menjadi daerah tingkat II di bawah pemerintahan Provinsi Bali.

Sejarah nama Karangasem berasal dari suku kata Larang Semadi. Hal ini dikuatkan atau dibuktikan dengan gamblang pada Prasasti Sading C yang saat ini disimpan di Geria Mandara, Munggu, Badung.

Baca Juga:50 Personel Polresta Denpasar Dapat Penghargaan dari Kapolda Bali

Pada abad ke-16 hingga ke-17, Kerajaan Gelgel berkuasa di Karangasem. Dalam catatan sejarah, Kerajaan Karangasem melalukan perlawanan terhadap penjajah dan merebutkan sejumlah wilayah kekuasan di sekitarnya.

Pada saat berkuasa, Kerajaan Karangasem melakukan perluasan hingga Pulau Lombok. Namun kerajaan mendapatkan perlawanan oleh orang-orang Sasak. Hingga pada akhirnya pada 1891 Kerajaan Karangasem kewalahan menghadapi serangan itu.

Namun pada 1894, orang Sasak mulai kesulitan menghadapi serangan karena Kerajaan Karangasem memiliki peralatan yang mulai canggih. Sehingga para Muslim dan Sasak meminta bantuan ke Pemerintah Belanda untuk membantunya melawan Kerajaan Karangasem. Puncaknya terjadi pertempuran pada 20 Februari 1894.

Permohonan ke pemerintah Belanda dari orang Sasak menjadi keuntungan tersendiri. Hal itu ia manfaatkan untuk menundukkan kerajaan di Bali. Sehingga wilayah Bali dan Lombok mudah dikuasai.

Salah satu cara yang ditempuh Belanda dengan cara menghalangi alur impor senjata dari Singapura. Hal itu dilakukan agara Kerajaan tidak mempunyai perlengkapan senjata yang kuat dan bagus. Startegi Belanda pun berhasil. Pada abad ke 20 beberapa kerajaan di Bali mulai dikuasai Belanda.

Baca Juga:Sejarah Kabupaten Buleleng, Dulu Sebagai Jalur Perdagangan Hindia-Belanda

Saat Jepang mulai menjajah Indonesia, sebagian penduduk Bali pergi ke daerah pegunungan karena takut dengan kekejaman tentara Jepang. Meski suasana Karangasem sempat mencekam, namun hal itu bisa direda dengan propaganda yang dilakukan oleh Jepang.

Meski demikian, warga Bali masih membuat lubang-lubang atau bunker untuk bersembunyi dari serangan Jepang. Setelah Jepang menyerah dan Indonesia merdeka, Kerajaan Karangasem berstatus sebagai Daerah Tingkat II.

Kepala Daerah Karangasem

Sebelum 1951, Kabupaten Karangasem yang masih berbentuk kerajaan dipimpin oleh Raja. Berikut nama Raja Karangasem:

  1. Gusti Nyoman Karang
  2. Anglurah Ketut Karang
  3. Anglurah Nengah Karangasem
  4. Anglurah Ketut Karangasem
  5. Anglurah Made Karang
  6. Gusti Wayahan Karangasem
  7. Anglurah Made Karangasem Sakti
  8. Anglurah Made Karangasem
  9. Gusti Gede Ngurah Kaeangasem
  10. Gusti Gede Ngurah Lanang
  11. Gusti Gede Ngurah Pahang
  12. Gusti Gede Ngurah Lanang
  13. Gusti Bagus Karang
  14. Gusti Gede Ngurah Karangasem

Kemudian wilayah Kabupaten Karangasem mulai dipimpin oleh seorang bupati. Berikut daftarnya:

  1. Anak Agung Gede Jelantik
  2. I Gusti Lanang Rai
  3. Anak Agung Gede Karang
  4. Letkol Pol I Gusti Nyoman Yudana
  5. Kolonel Pol I Ketut Mertha
  6. I Gede Sumantara Adi Prenatha
  7. I Wayan Geredeg
  8. Ida Bagus Ngurah Arda
  9. I Gusti Ayu Mas Sumantri
  10. I Wayan Serinah
  11. I Gede Dana

Geografi Karangasem

Secara geografis, luas Kabupaten Karangasem adalah 839,54 km atau 14,90 persen luas Provinsi Bali. Batas wilayahnya meliputi Laut Jawa, Samudera Indonesia, Kabupaten Klungkung, Bangli, Buleleng dan Selat Lombok.

Topografi Karangasem bervariasai mulai dari dataran, perbukitan hingga pegunungan. Karangasem terdiri dari 8 kecamatan, 75 desa dan 3 kelurahan.

Ciri Khas Karangasem

Dengan beragam seni dan kebudayaannya, Karangasem memiliki sejumlah ciri khas, diantaranya:

  1. Tari Jaran Gading Menginjak-injak Bara Api
  2. Nyepeg Sampi
  3. Songket dan Endek Sidemen
  4. Rudat Harmonisasi Hindu Islam
  5. Cengceng Gebyag'
  6. Rejang Kalimayah dan Rejang Jemprong
  7. Pemimpin dalam ritual Hindu
  8. Kisah Petilasan Danghyang Dwijendra
  9. Arak-arakam Api Obor
  10. Tari Baris Dadap
  11. Busana Khas Karangasem

Pusat Wisata Karangasem

Sejumlah peninggakan Kerajaan Karangasem dijadikan sebagai objek wisata. Diantaranya:

  1. Objek Wisata Puri Agung Karangasem
  2. Objek Wisata Tirta Gangga
  3. Objek Wisata Taman Sukasada Ujung

Di sisi lain masih banyak lagi tempat wisata di Karangasam berupa pantai dan tempat kekinian.

Demikian penjelasan menegenai sejarah Kabupaten Karangasem. Semoga bisa menambah wawasan dan pengetahuan khususnya di bidang sejarah.

Kontributor : Muhammad Aris Munandar

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak