SuaraBali.id - Cerita Rakyat Bali Putri Ayu. Cerita rakyat merupakan kisah yang diangkat dari budaya masyarakat setempat dan berkembang secara turun temurun di tengah masyarakat pada masa itu.
Jenis dari cerita rakyat yang ceritakan juga beragam, ada fabel, legenda, hikayat dan lain-lain sebagainya.
Cerita rakyat juga kerap menjadi bacaan para orang tua bagi anak-anaknya untuk dibaca menjelang tidur. Dalam sajian cerita rakyat selalu mengandung pesan moral yang dapat diambil pelajarannya. Berikut ini merupakan salah satu cerita rakyat Bali Putri Ayu yang berasal dari Bali.
Dikutip dari Duniapendidikan.co.id, berikut cerita Legenda Putri Ayu dari Bali:
Baca Juga:Tonton Sekarang!! Link Live PSM Makassar VS Bali United, Sedang Berlangsung
Pada zaman dahulu 4 orang anak raja, yaitu 2 laki-laki dan dua perempuan ingin sekali keluar mencari hal baru di luar istana, maklum sebagai anak raja mereka tidak diperbolehkan pergi jauh dari lingkungan istana.
Suatu hari keempatnya mencium sesuatu yang harum sekali mereka pun tertarik untuk mengetahui asal dari bau tersebut. Lalu mereka meminta izin kepada orang tuanya untuk mencari dari mana bau harum itu berasal.
Mereka berjalan ke arah timur menyusuri pantai utara bahkan sampai menyebrangi pulau Bali. Perjalanan mereka pun menempuh rintangan termasuk bertemu dengan binatang buas.seperti harimau dan ular, tapi mereka dapat melaluinya dengan baik.
Setibanya di kaki gunung batur sang putri bungsu jatuh cinta dengan pemandangan disana. Dan memutuskan untuk berdiam di pura batur di lereng gunung batur. Ketiga kakaknya tidak setuju namun sang putri tetap pada pendiriannya. Akhirnya ia ditinggal sendirian di sana.
Ketiga kakaknya pun kembali meneruskan perjalanan kembali mencari bau harum yang belum juga mereka temui, ketika mereka tiba di suatu tempat yang datar di sebelah barat daya danau ketiganya mendengar kicauan seekor burung karena girangnya mendengar suara burung saudara ketiga berteriak- teriak, "aku mau menangkap burung itu."
Baca Juga:Saksikan!! Link Live PSM Makassar VS Bali United, Kick Of 15.15 WIB
Sang kakak tertua tidak suka dengan kelakuan adik laki-lakinya itu. Ia segera meminta adiknya untuk berhenti, ”jangan teruskan keinginanmu itu, perjalanan kita masih jauh”.
“Tidak aku masih mau mengejar burung itu dan menangkapnya,” sang adik pun tidak menghiraukan perkataan kakaknya hanya mengejar terus burung itu. Akhirnya kedua kakaknya meninggalkannya karena tidak menurut.
Ketika mereka tiba di suatu daerah lain, mereka menemukan 2 wanita seorang di antaranya sedang mencari kutu di kepala yang lainnya. Adik kedua yang berjenis kelamin perempuan mendadak tertarik sekali untuk ikut bersama dua wanita yang sedang mencari kutu itu.
Kakak tertua yang mengetahui hal itu kembali marah dan meminta adiknya itu untuk meneruskan kembali perjalanan atau tinggal saja di sana. Sang adik memilih tinggal saja di sana. Kakak tertua itu pun akhirnya meneruskan sendiri perjalanannya.
Tiba di desa Trunyan bali sang kakak tertua itu beristirahat di bawah sebuah pohon taru menyan, ketika hidungnya mengendus-endus bau harum yang semerbak di sekitarnya barulah ia sadar bahwa bau harum yang selama ini ia cari itu berasal dari pohon itu, berbarengan dengan itu sekonyong-konyong ia melihat seorang putri yang cantik sekali, sang kakak terpesona karenanya.
"Duhai putri ayu siapakah gerangan dikau, apakah kau seorang dewi". Putri Ayu itu tersenyum
"Aku hanya manusia biasa penduduk di sini, jika kau ingin mengetahui siapa aku tinggalah di sini dan datanglah kepada keluargaku”.
Maka tanpa ragu ia pun berniat hendak tinggal di desa itu, tak lama putra sulung itu kemudian menikahi Putri Ayu dan bahkan menjadi kepala desa di sana. Kakak tertua itu pun hidup berbahagia bersama anak-anaknya.
Kontributor : Kiki Oktaliani