4. Pranawa Bhuanakosa

Pranawa Bhuanakosa merupakan ajaran Dewa Brahma kepada Rsi Brghu, ngaben Bhuanakosa ini dilakukan kepada jenazah yang baru meninggal dan ditanam di setra.
5. Swasta
![Upacara Ngaben massal di Desa Blahbatuh, Gianyar, Bali, Rabu (24/9). Ritual akbar 3 tahun sekali itu melibatkan ribuan warga untuk menyaksikan kremasi bagi 91 jenazah/jasad sekaligus sebagai penghormatan terakhir. [Antara/Nyoman Budhiana]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2014/09/24/Ngaben-Massal4-e1411556154232.jpg)
Kata Swasta sendiri bermakna lenyap atau hilang, merupakan upacara ngaben tanpa melibatkan jenazah atau kerangka mayat. Hal ini dilaksanakan karena beberapa hal seperti meninggal di luar negeri atau jenazah yang tidak ditemukan.
Baca Juga:Daftar Upacara Adat Bali, Ngaben Hingga Ngerupuk
Secara umum rangkaian pelaksanaan ritual upacara ngaben sebagai berikut:
Ngulapin
![Upacara Ngaben massal di Desa Blahbatuh, Gianyar, Bali, Rabu (24/9).[Antara/Nyoman Budhiana]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2014/09/24/Ngaben-Massal3-e1411556219570.jpg)
Upacara untuk memanggil sang Atma. Upacara ini juga dilakukan apabila yang bersangkutan meninggal di luar rumah seperti di rumah sakit. Upacara ini dilaksanakan tak sama sesuai dengan tata tutorial dan tradisi setempat, ada yang melaksanakan di perempatan jalan, pertigaan jalan, dan kuburan setempat.
Nyiramin atau Ngedusin
![Upacara Ngaben massal di Desa Blahbatuh, Gianyar, Bali, Rabu (24/9).[Antara/Nyoman Budhiana]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2014/09/24/Ngaben-Massal2-e1411556262527.jpg)
Upacara untuk membersihkan jenazah, upacara ini biasanya dilaksanakan di halaman rumah keluarga yang bersangkutan (natah). Disertai pemberian simbol-simbol seperti bunga melati di rongga hidung, belahan kaca di atas mata, daun intaran di alis, serta perlengkapan lainnya dengan tujuan mengembalikan manfaat dari tubuh dari tahap tubuh yang tak dipakai ke asalnya, apabila roh mendiang mengalami reinkarnasi kembali supaya dianugerahi badan yang lengkap.
Baca Juga:Penanganan Jenazah Covid-19, Tidak Ada Pelaksanaan Ngaben
Kajang
Kajang adalah selembar kertas putih yang ditulisi dengan aksara-aksara magis oleh pemangku. Seusai di tulis para kerabat dan keturunan dari yang bersangkutan akan melaksanakan upacara ngajum kajang dengan cara menekan kajang sedikit demi sedikit sebanyak tiga kali, sebagai simbol kemantapan hati para kerabat melepas kepergian mendiang dan menyatukan hati para kerabat sehingga mendiang bisa segera melakukan perjalanan ke alam selanjutnya
Ngaskara
Penyucian roh mendiang, dengan tujuan agar roh dapat bersatu dengan dengan tuhan.
Mameras
Upacara ini dilakukan apabila mendiang telah memiliki cucu. Sebab menurut keyakinan cucu tersebut yang akan menuntun jalannya mendiang melewati doa dan karma baik yang mereka laksanakan