
Kesengsaraan rakyat Maluku dimulai ketika munculnya sebuah kebijakan yang dibuat oleh kolonial Belanda tentang kewajiban bagi seluruh rakyat Maluku untuk menyerahkan hasil bumi dan laut berupa ikan asin dan kopi.
Tentunya hal ini sangat tidak menguntungkan bagi masyarakat Maluku dan menimbulkan kesengsaraan.
Fakta menariknya adalah Kapitan Pattimura merupakan sersan di militer Inggris yang pada 1816 mengakui kekalahannya pada Belanda.
Hal ini bermula ketika kepulauan Maluku diambil alih Belanda dari Inggris.
Baca Juga:Ica Puspita, Mayat Ibu Hamil 9 Bulan Membusuk di Kost Pattimura Berusia 19 Tahun

Setelahnya Pattimura mendapatkan pelatihan militer yang akhirnya menjadi modalnya untuk memahami taktik perang melawan Belanda.
Perlawanan rakyat Maluku mulai terlihat pasca kembalinya Belanda untuk menjajah kedua kalinya.
Saat itu juga masyarakat sekitar mempercayakan Thomas Matulessy sebagai pemipin pemberontakan terhadap Belanda.
Perlawanan yang dilakukan oleh Kapitan Pattimura dan segenap rakyat Maluku berbuah manis. Mereka berhasil merebut benteng Duustede dari pasukan Belanda. Seluruh pasukan Belanda berhasil dilumpuhkan.
Akhir Hayat Kapitan Pattimura
Baca Juga:Mahasiswi Disekap dan Dianiaya Dosen Universitas Pattimura Ambon, Begini Kondisinya

Pasca perebutan benteng Duustede yang dipimpin oleh Kapitan Pattimura membuat pihak Belanda murka.