COVID-19 Belum Beres, Muncul Virus Monkey B Bikin Dokter Hewan Meninggal

Sebelum meninggal, ia sempat mengalami muntah-muntah.

Pebriansyah Ariefana
Jum'at, 23 Juli 2021 | 09:56 WIB
COVID-19 Belum Beres, Muncul Virus Monkey B Bikin Dokter Hewan Meninggal
Seekor monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) membawa sampah air minum dalam kemasan yang dilemparkan warga di kawasan Suaka Margasatwa Muara Angke di Kapuk Muara, Penjaringan, Jakarta, Jumat (26/3/2021). [ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra]

SuaraBali.id - Muncul virus monkey B saat pandemi COVID-19 belum berakhir. Sama-sama mematikan, virus monkey B serang dokter hewan hingga meninggal dunia. Dokter hewan positif virus monkey B meninggal dunia.

Virus Monkey B yang tewaskan dokter hewan di China. Belum lama ini menyeruak kabar terkait seorang dokter hewan di China meninggal lantaran terinfeksi virus Monkey B.

Sebelum meninggal, ia sempat mengalami muntah-muntah. monyet atau Monkeypox?

Seeko monyet menyandera seekor ayam demi dapatkan makanan.[YouYube/Viral Press]
Seeko monyet menyandera seekor ayam demi dapatkan makanan.[YouYube/Viral Press]

Kendati sama-sama menggunakan kata ‘monyet’, dua penyakit ini berbeda jenis dan penyebabnya. Lain dari cacar monyet yang disebabkan virus variola penyebab cacar air, virus monyet B adalah bentuk virus herpes B.

Baca Juga:Alhamdulillah, Kasus Sembuh Covid-19 Kota Bogor Capai 2.163 Pasien

Dokter penyakit menular dan profesor penyakit dalam di Northeast Ohio Medical University, dr Cennimo menegaskan, monyet bukanlah inang dari penyakit ini melainkan hewan pengerat.

Namun, memang infeksi virus Monkey B umumnya disebabkan kera.

“Cacar monyet dan herpes B adalah dua virus yang sangat berbeda,” ungkap ahli penyakit menular Amesh A Adalja, sarjana senior di Pusat Keamanan Kesehatan Johns Hopkins di Maryland.

Sementara itu, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) membenarkan, virus Monkey B pada manusia biasanya disebabkan kera. Pada simpanse dan monyet capuchin, infeksi virus Monkey B juga bisa menyebabkan kematian.

Seekor monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) membawa sampah air minum dalam kemasan yang dilemparkan warga di kawasan Suaka Margasatwa Muara Angke di Kapuk Muara, Penjaringan, Jakarta, Jumat (26/3/2021). [ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra]
Seekor monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) membawa sampah air minum dalam kemasan yang dilemparkan warga di kawasan Suaka Margasatwa Muara Angke di Kapuk Muara, Penjaringan, Jakarta, Jumat (26/3/2021). [ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra]

Lantas, apa saja gejalanya? Pada kasus infeksi yang parah, virus Monkey B memang bisa menyebabkan kematian pada manusia.

Baca Juga:Deddy Corbuzier Disebut Sulit Kena Covid-19, Komentar Reza Arap Bikin Riuh

Namun, hingga saat ini, dokter menyebut penyakit ini tidak perlu dikhawatirkan kendati sejumlah gejalanya mirip Covid-19 yang kini masih merebak.

“Saya pikir, orang tidak harus khawatir tentang virus ini,” papar kata dr Cennimo.

Menurut CDC, gejala infeksi virus Monkey B memang mirip dengan Covid-19, seperti demam dan kedinginan, nyeri otot, kelelahan, dan sakit kepala.

Pada kasus infeksi berlanjut, pasien mungkin mengalami kulit melepuh di area tubuh yang pernah kontak dengan monyet, dengan gejala-gejala lain berupa sesak napas, mual dan muntah, sakit perut, dan cegukan.

Pada kasus lebih parah, virus yang menyebar dapat menyebabkan pembengkakan otak dan sumsum tulang belakang dengan gejala nyeri, mati rasa, dan gatal-gatal di area infeksi, masalah koordinasi otot, serta kerusakan otak dan kerusakan parah sistem saraf.

Jika infeksi tergolong parah, biasanya terhitung waktu satu hari hingga tiga minggu untuk pasien virus Monkey B meninggal dunia sejak terpapar. Mengingat, menurut CDC, dari 50 kasus orang yang terinfeksi virus monyet B, sebanyak 21 orang di antaranya meninggal.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak