
Omed-omedan, saling kedengin
Saling gelutin, diman-diman
Omed-omedan, besik ngelutin
ne len ngedengin, diman-diman
Baca Juga:Mantap! Sanur, Ubud dan Nusa Dua Bali Zona Hijau COVID-19
Gelut sendiri memiliki arti saling berpelukan, diman merupakan ungkapan kasih sayang yang ditandai dengan ciuman, siam berarti siram, dan kedengin yang berarti tarik menarik.
Di mana Omed-omedan akan dilakukan berulang sampai semua peserta mendapatkan giliran.
Tata pelaksanaan tradisi Omed-omedan
Setelah berada di pelataran pura kemudian Kalihan Banjar mangatur peserta yang terbagi kedalam dua kelompok barisan yaitu perempuan dan laki-laki yang saling dihadapkan. Dengan anggota kelompok ditentukan berdasarkan diskusi, dan biasanya untuk kelompok laki-laki berjumlah 40 orang sedangkan bagi kelompok perempuan berjumlah 60 orang yang ditujukan agar terdapat keseimbangan kekuatan anatara kedua kelompok.

Bagi peserta yang belum mendapatkan bagian pada kloter pertama akan dijadikan tim cadangan, dan terus berganti hingga semua peserta mendapatkan gilirannya.
Baca Juga:Pesta Kesenian Bali (PKB) Semoga Jadi Kebangkitan UKM Perajin Songket Jembrana
Setiap kloter ada kepala atau ketua yang ditempatkan pada posisi paling depan, sedangkan anggota lainnya berada di bagian belakang saling memegang atau memeluk pinggang teman yang ada di bagian depannya.