SuaraBali.id - Pemerintah Provinsi Bali menyelenggarakan lomba desain kemasan arak Bali, produk minuman tradisional. Itu digelar untuk mengembangkan industri kecil dan menengah berbasis budaya.
Lomba bertemakan "Beautiful Packaging Design Reflect the Balinese Culture" atau Desain Kemasan yang Mencerminkan Budaya Bali ini bertujuan mengeksplorasi teknik pengemasan makanan olahan sebagai salah satu cara meningkatkan citra produk yang dihasilkan.
"Hal ini juga sesuai dengan Peraturan Gubernur Nomor 1 Tahun 2020 tentang Tata Kelola Minuman Fermentasi dan/atau Destilasi Khas Bali," kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali I Wayan Jarta di Denpasar, Selasa (1/6/2021).
"Bali merupakan daerah tujuan wisata yang memberikan dampak kepada perekonomian masyarakat, salah satunya perajin arak. Produk minuman arak khas Bali dapat dijadikan sebagai oleh-oleh/souvenir/welcome drink di hotel," ucapnya.
Baca Juga:Pulihkan Sektor Pariwisata, Bali and Beyond Travel Fair 2021 Akan Digelar
Selain itu, kegiatan tersebut juga sesuai dengan arahan Gubernur Bali untuk mempercepat pembangunan industri olahan pangan berbasis budaya branding Bali (arak, brem, jus, kopi, kakao, garam, dan sebagainya) untuk kebutuhan domestik, pemenuhan pasar dalam negeri dan pasar ekspor.
Ketentuan lomba yang dimulai Senin (31/5) tersebut, di antaranya karya desain kemasan produk minuman tradisional arak Bali dipergunakan untuk arak yang berbahan nira kelapa, nira lontar, nira enau. Karya desain kemasan menggunakan bahan ramah lingkungan, menggunakan brand beraksara Bali, mencirikan nilai-nilai kearifan lokal dan budaya Bali.
Lomba kali ini diikuti oleh peserta yang datang dari berbagai kalangan, seperti masyarakat, mahasiswa serta dari IKM.
Setelah melalui berbagai seleksi yang cukup ketat, terpilih tiga peserta untuk mengikuti penjurian selanjutnya serta menentukan juara 1,2 dan 3. Peserta tersebut, yakni I Made Sadnyana, I Wayan Parwata dan Made Januarta.
"Ketiga peserta ini akan mengikuti penilaian berikutnya untuk memperebutkan juara 1,2 dan 3," kata Jarta. (Antara)
Baca Juga:Bali Tsunami dan Gempa Besar Tengah Malam November 1815, Hancurkan Kerajaan Buleleng