OPM Sebut Polisi Adalah Teroris Negara: Orang Papua Dipukul Ditendang

Pemerintah RI sudah hilang ketika menyatakan kelompoknya sebagai teroris. Ia juga menyebut pihaknya bakal lebih beringas usai dicap sebagai teroris.

Pebriansyah Ariefana
Jum'at, 07 Mei 2021 | 03:45 WIB
OPM Sebut Polisi Adalah Teroris Negara: Orang Papua Dipukul Ditendang
Juru Bicara OPM Sebby Sambom. [ekelkossay]

SuaraBali.id - Tentara Pembebasan Negara Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) atau OPM menilai polisi teroris negara yang sebenarnya. Karena polisi dinilai melakukan aksi kekerasan di Papua.

Hal itu dikatakan Juru bicara Tentara Pembebasan Negara Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) Sebby Sambom.

Dia menilai akal sehat pemerintah RI sudah hilang ketika menyatakan kelompoknya sebagai teroris. Ia juga menyebut pihaknya bakal lebih beringas usai dicap sebagai teroris.

Sebby menilai pemerintah terlalu terburu-buru dengan melabeli TPNPB-OPM sebagai teroris.

Baca Juga:Kritik Penyematan Label Teroris untuk KKB-OPM, LIPI: Harusnya Objektif

Menurut mereka, pemerintah Republik Indonesia sudah hilang akal hanya untuk menutupi pembelaan hak kemerdekaan rakyat Papua.

Ilustrasi-TPNPB di Papua Barat mengklaim menewaskan 5 anggota TNI dalam kontak senjata selama dua hari. [Ist]
Ilustrasi-TPNPB di Papua Barat mengklaim menewaskan 5 anggota TNI dalam kontak senjata selama dua hari. [Ist]

“Jadi itu saya pikir, itu mungkin mereka kepanikan atau tidak ada akal sehat lagi sehingga mereka dengan jalur itu untuk menghilangkan isu tuntutan orang Papua untuk hak politik kemerdekaan mereka,” kata Sebby dalam sebuah diskusi virtual, Kamis (6/5/2021).

Ketimbang takut, Sebby menuturkan pihaknya bakal melaporkan balik soal kejahatan yang dilakukan pemerintah Indonesia melalui aparat TNI/Polri.

Kata dia, aparat keamanaan di Papua berlaku bak teroris karena menindas warga asli Papua.

Sebby menceritakan sikap aparat di Papua dengan daerah lainnya sangat berbeda.

Baca Juga:Cap Teroris untuk Separatis Kerap Jadi Jalan Pintas Selesaikan Konflik

“Saya pernah tinggal di Jogjakarta waktu kuliah dan polisi di sana itu baik, kami ada masalah ke kantor kita bicara baik. Tapi kalau di Papua tidak, masalah kecil saja kitorang Papua dipukul ditendang, baru urusan dari belakang, begitu,” tuturnya.

“Itu kan teroris. Kejahatan teroris negara, jadi state teroris,” sambungnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini