SuaraBali.id - Sesak napas sering disebut-sebut sebagai gejala penyakit asma. Namun, benarkah hanya itu saja gejalanya?
Berdasarkan hasil survei, asma menjadi penyakit penyerta (komorbid) yang sering ditemukan pada pasien Covid-19.
Berbicara mengenai asma, penyakit ini merupakan suatu kondisi di mana saluran udara pada tubuh menyempit dan membengkak serta dapat menghasilkan lendir berlebih. Hal ini pada akhirnya, membuat penderitanya kesulitan untuk bernapas.
Lalu apa saja gejala, penyebab, dan cara mecegah asma? Berikut penjabarannya seperti yang Suara.com kutip dari Mayo Clinic.
Baca Juga:Bikin Haru, Perawat Ini Dilamar Sang Kekasih saat Vaksinasi Covid-19
Gejala
Asma biasanya memiliki gejala yang berbeda pada setiap orang. Pada beberapa orang, gejala asma muncul saat berolahraga. Di bawah ini terdapat tanda-tanda seseorang mengalami asma. Tanda-tanda tersebut antara lain.
- Sesak napas
- Sesak atau nyeri dada
- Mengi atau bengek saat mengeluarkan napas, biasanya gejala ini dialami anak-anak
- Kesulitan tidur, hal ini disebabkan sesak napas, batuk, atau mengi
- Serangan batuk atau mengi yang diperburuk oleh virus pernapasan, seperti pilek atau flu.
Selain gejala di atas, terdapat beberapa gejala yang menjadi tanda asma lebih buruk seperti:
Meningkatnya kesulitan bernapas, yang diukur dengan alat yang digunakan untuk memeriksa seberapa baik paru-paru Anda bekerja (pengukur aliran puncak) hingga kebutuhan menggunakan inhaler
Penyebab
Asma sendiri, bisa disebabkan oleh berbagai faktor. Biasanya pada setiap orang penyebab yang dialami berbeda-beda. Berbagai faktor tersebut antara lain:
- Alergen (penyebab alergi) di udara, seperti serbuk sari, tungau debu, spora jamur, bulu hewan peliharaan, atau partikel limbah kecoa
- Infeksi saluran pernafasan, seperti flu biasa
- Aktivitas fisik
- Udara dingin
- Polutan dan iritan udara, seperti asap
- Obat-obatan tertentu, termasuk beta blocker, aspirin, dan obat antiinflamasi nonsteroid, seperti ibuprofen (Advil, Motrin IB, lainnya) dan naproxen sodium (Aleve)
- Emosi dan stres yang kuat
- Sulfit dan pengawet ditambahkan ke beberapa jenis makanan dan minuman, termasuk udang, buah kering, kentang olahan, bir, dan anggur
- Penyakit gastroesophageal reflux (GERD), suatu kondisi di mana asam lambung naik kembali ke tenggorokan.
Untuk menghindari asma, terdapat berbagai hal yang dapat dilakukan. Biasanya berbagai hal ini akan membantu mencegah asma. Beberapa hal tersebut antara lain:
Baca Juga:Awal 2021 Corona Menggila, Pemerintah Tambah 10 Ribu Nakes di 1.141 Faskes
- Konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan obat dan mengelola asma agar tidak kambuh. Biasanya, dokter akan menyarankan beberapa hal yang dapat mencegah serta mengurangi asma.
- Melakukan vaksinasi untuk influenza dan pneumonia. Mengikuti vaksinasi dapat mencegah flu dan pneumonia memicu serangan asma.
- Identifikasi dan hindari pemicu asma. Sejumlah alergen dan iritan luar ruangan -mulai dari serbuk sari dan jamur hingga udara dingin dan polusi udara dapat memicu serangan asma. Oleh karena itu, saat sudah mengetahui penyebabnya, dapat menghindari hal-hal tersebut agar tidak memperburuk asma.
- Pantau pernapasan, hal ini mungkin dengan mengenali tanda-tanda peringatan serangan yang akan datang, seperti batuk ringan, mengi atau sesak napas. Saat terdapat tanda-tanda asma akan kambuh, kita sudah mempersiapkan dan mengetahui apa penyebabnya sehingga bisa mengurangi dan mencegah kambuh terjadi.
- Minum obat Anda sesuai resep. Jangan mengganti obat tanpa berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter bahkan jika asma tampaknya membaik. Sebaiknya bawa obat ke setiap kunjungan dokter. (Penulis: Fajar Ramadhan)