- PT Lovina Beach Brewery Tbk berkolaborasi dengan COCO BALI Singapura meluncurkan tiga minuman premium Bali ke pasar global.
- Target ekspor perdana produk seperti COCO BALI dan spirit lainnya dipastikan menyasar pasar Jepang terlebih dahulu.
- Kolaborasi ini fokus membangun merek gaya hidup berbasis IP Bali dengan nilai jual seimbang antara sehat dan premium.
SuaraBali.id - PT Lovina Beach Brewery Tbk (STRK) secara resmi mengumumkan ekspansi strategis ke pasar internasional melalui kolaborasi dengan perusahaan minuman asal Singapura, COCO BALI PTE LTD.
Kerja sama ini ditandai dengan peluncuran tiga merek minuman premium yang lahir di Bali dan dikembangkan di Singapura untuk merambah pasar global.
Ketiga produk unggulan tersebut meliputi minuman ready-to-drink (RTD) bertajuk COCO BALI, serta dua kategori premium spirit yakni CLARISSA Liqueur dan LIBARRON Whisky.
Langkah ini menegaskan posisi Bali bukan sekadar destinasi wisata, melainkan pusat inovasi produk gaya hidup yang kompetitif di level dunia.
Direktur Utama PT Lovina Beach Brewery Tbk, Bona Budhisurya, menyatakan bahwa seluruh produk didesain dengan DNA Bali yang kuat namun disesuaikan dengan standar internasional.
Target ekspor utama yang telah dipastikan adalah Jepang, yang kemudian akan diikuti oleh ekspansi ke China, Hong Kong, Macau, hingga wilayah Amerika, Meksiko, dan Eropa.
“Market luar negeri potensinya sangat besar. Jepang sudah tanda tangan kontrak, dan kami juga sudah berkomunikasi dengan perwakilan dari Amerika, Meksiko, serta Eropa,” ujar Bona dalam acara peluncuran di Seminyak, Bali, Sabtu (27/12/2025).
Mengincar Pasar RTD dan Gaya Hidup Sehat
Produk andalan mereka, COCO BALI, hadir dalam tiga varian rasa, baik beralkohol maupun non-alkohol.
Baca Juga: Aperitif Ubud, Fine Dining Pemenang Penghargaan yang Bikin Standar Kuliner Bali Makin Tinggi
Inovasi ini dilakukan untuk merespons tren global minuman RTD yang terus melonjak.
Pada tahun 2024, pasar RTD global mencapai nilai US$766,69 miliar, di mana wilayah Asia Pasifik mendominasi pangsa pasar sebesar 35,67%.
Bona menambahkan, pasar Indonesia memiliki karakteristik unik di mana konsumen mulai beralih ke produk praktis akibat urbanisasi.
Selain itu, kesadaran akan kesehatan menjadi faktor krusial. Menjawab tantangan tersebut, COCO BALI mengusung konsep health-oriented.
“Kami menyadari konsumen Indonesia terbiasa dengan rasa manis, namun kami ingin memperkenalkan profil rasa yang lebih clean dan seimbang. Sebagai nilai tambah, kami menggunakan bahan nol gula dan menggantinya dengan Stevia agar tetap sehat namun menyegarkan,” jelas Bona.
Strategi Harga dan Lisensi Global
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Motor Matic Paling Nyaman & Kuat Nanjak untuk Liburan Naik Gunung Berboncengan
- 4 Rekomendasi Cushion dengan Hasil Akhir Dewy, Diperkaya Skincare Infused
- 5 HP RAM 8 GB Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Terbaik untuk Pelajar dan Pekerja
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- Daftar Promo Alfamart Akhir Tahun 2025, Banyak yang Beli 2 Gratis 1
Pilihan
-
Cerita 1.000 UMKM Banyuasin: Dapat Modal, Kini Usaha Naik Kelas Berkat Bank Sumsel Babel
-
Seni Perang Unai Emery: Mengupas Transformasi Radikal Aston Villa
-
Senjakala di Molineux: Nestapa Wolves yang Menulis Ulang Rekor Terburuk Liga Inggris
-
Live Sore Ini! Sriwijaya FC vs PSMS Medan di Jakabaring
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
Terkini
-
PT Lovina Beach Brewery Ekspor Minuman Asli Bali ke Jepang hingga Eropa
-
Nostalgia! 5 Permainan Tradisional Lombok Masih Dimainkan Anak-anak di Era Smartphone
-
Jadi Binaan BRI, La Suntu Tastio Mendapatkan Berbagai Pelatihan Usaha
-
Lewat BRImo, BRI Permudah Akses Reksa Dana Mulai Rp10 Ribu
-
Miliaran Rupiah Hilang! Ini Strategi Gubernur NTB Lawan Pemborosan Kendaraan Dinas