- Menurut Fahri Hamzah, Prabowo bukan politisi dadakan dan punya tradisi berpikir politik sejak awal.
- Fahri menyebut Prabowo lahir dari keluarga pemimpin solid dan punya gagasan kenegaraan sejak tahun 1994.
- Prabowo setujui pengadaan 30 kereta komuter baru senilai Rp 5 triliun untuk wilayah Jabodetabek.
SuaraBali.id - Politikus Fahri Hamzah membongkar karakter unik seorang Presiden Prabowo Subianto.
Bukanlah sosok politisi dadakan, Fahri menyebut bahwa Prabowo sudah tumbuh dengan tradisi berpikir politik.
Fahri menyebut bahwa kini Prabowo adalah sosok yang memiliki pengaruh politik kuat hingga 5 tahun ke depan.
“Saya ingin menceritakan keunikan Presiden Prabowo, karena hampir 5 tahun ke depan pengaruh beliau terhadap politik sangat kuat sekali,” ujar Fahri.
“Kebetulan sama mengenal Pak Prabowo cukup lama, dan saya 3 Pilpres terakhir juga jadi jubir beliau. Jadi kira – kira ngerti Pak Prabowo,” imbuhnya.
Fahri mengakui bahwa dirinya sudah cukup lama mengenal sosok Prabowo.
Menurutnya, Prabowo adalah salah satu presiden yang memiliki tradisi keluarga para pemimpin solid.
“Secara Pribadi, mungkin kalau kita lihat semua presiden di Indonesia, yang punya tradisi dari keluarga para pemimpin yang solid, mungkin Pak Prabowo yang paling kuat,” sebut Fahri.
“Dan akhirnya beliau tidak memilih jadi sarjana di luar negeri. Padahal beliau itu lulus di University Of Washington, tapi beliau memilih jadi tentara, terutama karena 2 paman beliau Subianto dan Sujono syahid di dalam peristiwa lengkong,” sambungnya.
Baca Juga: Guru Besar UI Sebut Presiden Prabowo Orang yang Legowo Karena Beri Jabatan Sosok Ini
Fahri kemudian menyebut bahwa Prabowo adalah sosok yang lahir dari keluarga berpendidikan tinggi dan sudah memiliki tradisi berpikir tentang negara sejak awal.
“Jadi banyak keunikan Pak Prabowo ini, satu tadi lahir dari keluarga aristocrat, berpendidikan tinggi, mapan dan punya tradisi berpikir tentang negara sejak awal,” jelas Fahri.
“Jadi ini bukan politisi dadakan yang baru berpikir politik ketika masuk partai, tapi orang sudah tumbuh dengan tradisi berpikir politik. Yang kedua juga tumbuh dalam tradisi berpikir akademik,” imbuhnya.
Dengan tradisi berpikir tentang negara sejak awal, menurut Fahri, seharusnya Prabowo sudah sejak 25 tahun yang lalu menjadi seorang presiden.
“Jadi kita memiliki kemewahan Pak Prabowo sebagai pemimpin kita ini, dalam pikiran saya dengan tradisi seperti itu beliau harusnya jadi presiden 25 tahun yang lalu, karena itu sudah menjadi pikirannya,” ungkap Fahri.
“Kita ketemu sekitar tahun 1994, itu dia sudah bicara mengenai revolusi putih, bahwa orang Indonesia harus minum susu sejak kecil,” tambahnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Pantau Produksi dan Distribusi MBG 3B untuk Ibu Hamil di Kupang, Ini Temuan Wamen Isyana
-
Danantara dan BP BUMN Pastikan Kehadiran Negara Lewat 1.000 Relawan di Wilayah Terdampak Bencana
-
BUMN Peduli, BRI Terjunkan Relawan ke Daerah Bencana Sumatera
-
BRI Sigap Tangani Bencana Alam di Aceh, Sumut, dan Sumbar Bersama Danantara
-
Bali Larang Botol Plastik di Bawah 1 Liter, Pengusaha Panik