- Ba'asyir mengunjungi Jokowi atas inisiatif sendiri untuk menegur tindakan Jokowi yang dianggap melampaui batas.
- Radjasa menduga pertemuan diatur untuk kepentingan Jokowi, menciptakan kesan dukungan dari Ba'asyir.
- Abu Bakar Ba’asyir mengaku menasehati Jokowi; latar belakangnya kontroversial dan dikaitkan terorisme.
Sehingga hal ini menurut Radjasa sengaja sudah diatur sedemikian rupa.
“Jadi waktu sampai jam 1 ini digunakan untuk mendesain pertemuan ini untuk kepentingan Jokowi. Media datang, dengan gayanya didramatisir cium tangan dan segala macam,” ujarnya.
Radjasa menilai bahwa kedatangan Ba’asyir bak dimanfaatkan oleh Jokowi sebagai framing memberikan dukungan kepadanya.
“Sehingga terkesan bahwa kedatangan Abu Bakar Ba’asyir adalah sebuah dukungan. Atau ada sandaran kultural yang diberikan kepada Jokowi, di tengah dia sedang kehilangan dukungan dari kelompok politik yang formal. Jadi jelas ini rekayasa, kembali lagi Jokowi melakukan kebohongan publik,” sambungnya.
Abu Bakar Ba’asyir Kunjungi Jokowi, Akui Beri Nasehat
Sosok Abu Bakar Ba’asyir tengah menjadi sorotan usai dirinya menemui Presiden ke 7, Joko Widodo (Jokowi) di Sumber, Kecamatan Banjarsari, Solo, Jawa Tengah.
Abu Bakar Ba’asyir menemui Jokowi dikediamannya pada Senin, 29 September 2025 siang. Pihaknya mengaku alasan mendatangi Jokowi lantaran untuk menasehati Jokowi.
“Saya hanya menasehati,” Ujar Abu Bakar.
“Orang islam itu wajib menasehati. Rakyat, Pemimpin, dan orang kafir harus dinasehati,” tambahnya.
Baca Juga: Selamat Ginting Ungkap Tak Hadirnya Jokowi di HUT TNI Adalah Karena Sadar Bukan Panggungnya
Seperti diketahui, rekam jejak Abu Bakar Ba’asyir tidak lepas dari kontroversi dan keterkaitannya dengan jaringan terorime internasional.
Tahun 1983 Ba’asyir dengan Abdullah Sungkar sempat ditangkap lantaran dituduh menghasut orang untuk menolak asas Tunggal Pancasila.
Ba’asyir juga disebut melarang santrinya melakukan hormat bendera karena menurutnya hal itu perbuatan syirik.
Tahun 1985, tepatnya pada 11 Februari Ba’asyir dan Sungkar dikenai tahanan rumah. Saat itu keduanya melarikan diri ke Malaysia.
Mereka di Malaysia seakan mendapat kesempatan untuk membentuk gerakan islam radikal, Jamaah Islamiyah yang menjalin hubungan dengan Al-Qaeda.
Ba’asyir menepis bahwa dirinya membentuk gerakan islam tertentu. Menurutnya, ia tidak membentuk organisasi atau gerakan islam apapun.
Berita Terkait
Terpopuler
- Naksir Avanza Tahun 2015? Harga Tinggal Segini, Intip Pajak dan Spesifikasi Lengkap
- 5 Krim Kolagen Terbaik yang Bikin Wajah Kencang, Cocok untuk Usia 30 Tahun ke Atas
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- 5 Rekomendasi Bedak Waterproof Terbaik, Anti Luntur Saat Musim Hujan
Pilihan
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
-
Seberapa Kaya Haji Halim? Crazy Rich dengan Kerajaan Kekayaan tapi Didakwa Rp127 Miliar
-
Toba Pulp Lestari Dituding Biang Kerok Bencana, Ini Fakta Perusahaan, Pemilik dan Reaksi Luhut
-
Viral Bupati Bireuen Sebut Tanah Banjir Cocok Ditanami Sawit, Tuai Kecaman Publik
Terkini
-
5 SUV Paling Laris Akhir 2025: Dari Hybrid Canggih Sampai Harganya 200 Jutaan
-
7 Jenis Heels Populer Bikin Kakimu Jenjang dan Elegan
-
5 Maskara Andalan Bikin Mata Hidup Maksimal
-
Eropa Kekurangan Tenaga Produktif, Ini Syarat Agar Anda Bisa Jadi Pekerja Migran
-
Santunan dan Pemulangan Jenazah WNI Korban Kebakaran Hongkong Ditanggung Pemerintah