Eviera Paramita Sandi
Jum'at, 03 Oktober 2025 | 11:46 WIB
Salah satu hotel di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB) [Suara.com/Buniamin]
Baca 10 detik
  • MotoGP Mandalika 2025, okupansi hotel Mataram sepi, tak seramai tahun lalu.
  • Okupansi 60-65% (H-1), dibanding tahun lalu sudah penuh 3 minggu sebelum event.
  • Promosi kurang maksimal, banyak kamar kosong, tiket laku tapi penonton lokal dominan.

SuaraBali.id - Gelaran MotoGP Mandalika 2025 disebut tidak seramai tahun lalu bagi pelaku perhotelan.

Pasalnya, hingga H-1 event balap motor kelas dunia ini masih ada kamar kosong dan okupansi di Kota Mataram baru mencapai 60 – 65 persen.

Ketua Asosiasi Hotel Mataram (AHM), I Made Adiyasa mengatakan pekan ini okupansi hotel di Mataram sudah mulai naik.

 Sedangkan untuk tanggal 4 – 5 Oktober okupansi di Mataram mencapai 75 persen.

“Untuk tanggal 4-5 Oktober sudah sampai 75% sudah melampaui target kita untuk tahun ini tadinya 70%,” katanya Kamis (2/10/2025) sore.

Ia membandingkan dengan pelaksanaan tahun lalu.

Dimana, tahun lalu okupansi sudah penuh pada tiga minggu sebelum event. Sedangkan tahun ini masih banyak kamar kosong.

“Tahun lalu jelas lebih baik karena kita sudah relatif sold out 3 minggu sebelum acara,” ujarnya.

Menurutnya, pelaku perhotelan cukup sulit untuk menjual kamar kepada para tamu.

Baca Juga: Sirkuit Mandalika Gelar Ritual Betabeq Untuk 'Minta Izin' Jelang MotoGP 2025

Dengan kondisi tersebut masih banyak kamar hotel di Mataram sebagai daerah penyangga yang belum terisi.

“Tahun ini pengelola hotel lebih sulit untuk jualan dibanding tahun lalu. Kalau jumlah kamar kosong ya masih ada yang kosong memang,” katanya.

Ia mempertanyakan, tiket sebanyak 87 persen yang sudah laku terjual. Karena tinggi tiket yang terjual ini tidak sebanding dengan jumlah penginapan yang dipesan.

MotoGP tahun ini dinilai hanya akan didominasi oleh masyarakat local.

“Kendala penurunan permintaan kamar padahal katanya penjualan tiket sudah 87%,” ungkapnya.

Sepinya tingkat okupansi saat event MotoGP karena promosi yang kurang maksimal.

Load More