SuaraBali.id - Beras premium kini mendadak langka di Mataram, Nusa Tenggara Barat.
Hal ini diduga karena permasalahan harga eceran tertinggi (HET) beras premium yang disamakan.
Dinas Perdagangan Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, pun sedang mencari solusi terkait harga eceran tertinggi (HET) beras premium untuk mengatasi kekosongan stok beras premium di retail modern di kota itu.
Plt Kepala Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Mataram H Miftahurrahman di Mataram, Kamis, mengatakan, koordinasi lintas sektor dilakukan dengan Bulog, satuan tugas pangan, provinsi, dan pihak terkait lainnya.
"Koordinasi bertujuan untuk mencari solusi, salah satunya dengan mengklasifikasi HET berdasarkan kelas beras guna mengatasi kekosongan beras premium," katanya sebagaimana dilansir Antara.
Hal tersebut disampaikan menyikapi kelangkaan beras premium sejumlah retail dan supermarket di Kota Mataram, sehingga menimbulkan pertanyaan terkait ketersediaan dan harga komoditas pokok tersebut.
Menurutnya, kelangkaan beras premium bukan sepenuhnya karena tidak ada stok, melainkan disebabkan karena distributor enggan untuk menjual.
Kondisi itu terjadi karena para distributor ragu dengan HET yang ditetapkan pemerintah untuk beras premium sebesar Rp14.900 per kilogram dan HET tersebut berlaku rata untuk semua jenis beras premium, tapi di pasaran terdapat varian beras premium dengan kualitas berbeda, seperti premium medium dan premium super.
Kondisi itu, membuat para distributor takut jika dijual dengan harga tinggi, dan akan menjadi permasalahan dan pertanyaan banyak pihak terkait.
Baca Juga: Aparat Gelar Partroli Skala Besar di Lombok Cegah Demo Anarkis
Sementara harga beras premium super, yang memiliki kualitas lebih baik dijual sekitar Rp17.900 per kilogram, namun karena HET yang sama, distributor takut menjual di atas harga acuan tersebut
"Akibatnya, mereka memilih untuk tidak menjual sama sekali sehingga memicu kekosongan di rak-rak retail," katanya.
Dengan kondisi itu, lanjutnya, beras yang mahal sebenarnya jenis beras premium super, bukan yang medium. Tetapi karena HET-nya Rp14.900 per kilogram, sementara jenis super ini harganya Rp17.900 per kilogram, ini menjadi persoalan di pasar.
Sementara Perum Bulog saat ini membatasi atau bahkan menghentikan distribusi beras premium, sehingga menambah keterbatasan pasokan di pasaran.
"Karena itulah, kami akan berkoordinasi dan mencari solusi terhadap masalah itu," katanya.
Selain masalah HET, lanjutnya, kenaikan harga gabah juga menjadi pemicu sebab terjadi kenaikan biaya produksi dipengaruhi faktor musim, di mana biaya panen saat musim hujan lebih tinggi dibandingkan musim kemarau.
Berita Terkait
Terpopuler
- Naksir Avanza Tahun 2015? Harga Tinggal Segini, Intip Pajak dan Spesifikasi Lengkap
- 5 Krim Kolagen Terbaik yang Bikin Wajah Kencang, Cocok untuk Usia 30 Tahun ke Atas
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- 5 Rekomendasi Bedak Waterproof Terbaik, Anti Luntur Saat Musim Hujan
Pilihan
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
-
Seberapa Kaya Haji Halim? Crazy Rich dengan Kerajaan Kekayaan tapi Didakwa Rp127 Miliar
-
Toba Pulp Lestari Dituding Biang Kerok Bencana, Ini Fakta Perusahaan, Pemilik dan Reaksi Luhut
-
Viral Bupati Bireuen Sebut Tanah Banjir Cocok Ditanami Sawit, Tuai Kecaman Publik
Terkini
-
5 SUV Paling Laris Akhir 2025: Dari Hybrid Canggih Sampai Harganya 200 Jutaan
-
7 Jenis Heels Populer Bikin Kakimu Jenjang dan Elegan
-
5 Maskara Andalan Bikin Mata Hidup Maksimal
-
Eropa Kekurangan Tenaga Produktif, Ini Syarat Agar Anda Bisa Jadi Pekerja Migran
-
Santunan dan Pemulangan Jenazah WNI Korban Kebakaran Hongkong Ditanggung Pemerintah