Eviera Paramita Sandi
Selasa, 22 Juli 2025 | 16:33 WIB
Beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) di ritel modern, Lotte Grosir Pasar Rebo, Jakarta Timur, Jumat (8/9/2023). [Suara.com/Alfian Winanto]

SuaraBali.id - Beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) di Bali mulai dimasukkan ke sejumlah Koperasi Desa Merah Putih

Hal ini dilakukan Bulog untuk pasokan beras medium.

“Ada enam koperasi yang sudah kita salurkan mulai bulan kemarin (Juni) walau memang peresmiannya baru sekarang,” kata Manager Administrasi dan Keuangan Bulog Bali Anwar Bagus Budi Karsono, Selasa (22/7/2025).

Menurutnya selain beras SPHP, mereka juga menyalurkan minyak dan gula yang bisa dijual dengan harga lebih rendah dari pasar di koperasi desa.

Selama sebulan, BUMN pangan ini melihat penjualan beras di Koperasi Desa Merah Putih tinggi, bahkan di Desa Gadungan, Tabanan, sudah mencapai satu ton beras.

Adapun koperasi desa yang sudah kerja sama dengan Bulog tersebar di Kota Denpasar, Kabupaten Badung, Gianyar, dan Tabanan yaitu di Desa Tegal Arum, Bongkasa, Kutuh, Ulian, Gadungan, dan Nusa Sari.

Selain Desa Ulian yang sudah menghabiskan satu ton beras, Desa Tegal Arum, Bongkasa, Kutuh, dan Nusa Sari sudah mulai menyentuh 500 kg, sementara Desa Ulian baru habis 250 kg.

“Progresnya lumayan besar, kemarin kami di wilayah Desa Gadungan,menyalurkan beberapa minggu itu sudah habis, beras SPHP satu dua hari habis, langsung minta tambahan terus,” ujarnya.

Bulog Bali melihat beras SPHP menjadi idola di Koperasi Desa Merah Putih karena harganya yang miring, dimana Bulog menjual kepada koperasi Rp11.000 per kilogram dan koperasi menjual tak sampai menyentuh HET (Harga Eceran Tertinggi) pasaran yang sebesar Rp12.500.

Baca Juga: Harga Beras Naik Masyarakat Diminta Tak Panik, Disperindag NTB : Hanya Seribu

“Dari Bulog menjual di gudang Rp11.000, rata-rata koperasi tidak sampai HET jualnya makanya lebih laku. Mereka tidak apa untung sedikit yang penting laku sedangkan kalau jual HET lama laku, kemarin kami cek ada yang jual Rp11.800 jadi perputaran uangnya lebih cepat,” ujar Anwar Bagus.

Selain enam desa tadi, Bulog Bali mencatat sejumlah desa menjadwalkan pembelian, namun tidak semua koperasi mencari beras karena akan disesuaikan dengan kekhasan masing-masing desa dalam mengelola koperasinya.

“Seluruh koperasi desa di kabupaten/kota sudah ada yang mengajukan tapi masih proses menunggu dokumen pendukung, tapi setiap koperasi punya izin masing-masing, ada yang mungkin dengan sembako, ada yang lakunya dengan gas dan pupuk, jadi kami akan bantu yang kebutuhannya sembako,” ujarnya. 

Adapun skema Bulog dalam menyalurkan beras SPHP adalah maksimal dua ton sekali pengambilan, dimana koperasi desa diizinkan melakukan pengambilan kapan pun saat stok mereka mulai habis.

“Untuk koperasi kami berikan 2 ton dengan kemasan masing-masing 5 kg, misalnya mengambil satu bulan beberapa kali atau satu minggu sekali bisa sesuai dengan kemampuan dia jual berapa,” kata Anwar Bagus. (ANTARA) 

Load More