Eviera Paramita Sandi
Sabtu, 12 Juli 2025 | 11:08 WIB
Olah TKP di lokasi penemuan mayat diplomat muda tewas di Gondangdia, Jakarta, Selasa (8/7/2025). ANTARA/HO-Humas Polres Metro Jakpus

"Kalau ada datanya saya akan berubah pandangan saya (bahwa Arya diduga bunuh diri). Selama belum ada datanya, nggak lah," kata dia.

Adrianus juga mengemukakan metode bunuh diri yang menurutnya cukup "unik" dan "halus".

Ia menjelaskan bahwa lakban pada wajah berfungsi untuk mengurangi asupan oksigen, diikuti dengan konsumsi obat tidur.

"Lalu yang bersangkutan tidur, dan sambil tidur dia tidak lagi bisa mengambil napas karena sudah tertutup oleh lakban dan kemudian meninggal tanpa dia sadar," tuturnya.

Skenario Pembunuhan yang Terselubung

Namun, sudut pandang berbeda diutarakan oleh praktisi hukum, Bambang Widjojanto, atau yang akrab disapa BW. Ia justru menduga kuat bahwa kematian Arya adalah hasil pembunuhan.

BW mengklasifikasikan pola kematian Arya sebagai locked room mystery atau misteri ruang terkunci.

"Jadi si pelaku itu sedang mengirim pesan simbolik, locked room mystery itu," beber BW.

Mengenai misteri di balik lakban yang menutupi wajah korban, BW berpendapat bahwa ini bisa menjadi upaya pelaku untuk menyebarkan teror dan membungkam pihak lain.

Baca Juga: Mantan Kekasih Miranda Tak Kuasa Menahan Tangis Saat Datang ke Rumah Duka

"Nah, ini bagi kalangan kriminolog disebut sebagai simbol pembungkaman. Oh, lagi dibungkam nih. Dan pesannya kepada orang lain ya melalui korban itu yang bicara dan membocorkan informasi nih kayak gini nih. Semacam warning. Pasti diplomat tahulah," ungkap Bambang.

Lebih lanjut, BW menyoroti kemungkinan adanya keahlian profesional di balik aksi ini yang bertujuan untuk menghilangkan jejak.

"Jadi ini keahlian profesional dari pelakunya yang tidak meninggalkan jejak. Dia kan ingin membuat skenario, fake skenario. Seolah-olah ini pasti bunuh diri," ujar BW.

Hingga saat ini penyelidikan masih terus bergulir untuk mengungkap kebenaran di balik kematian diplomat Arya Daru Pangayunan.

Load More