Scroll untuk membaca artikel
Eviera Paramita Sandi
Senin, 24 Maret 2025 | 09:40 WIB
Ilustrasi cabai [Suara.com / Eviera Paramita Sandi]

Hal ini pun tidak jarang menyebabkan inflasi di daerah tersebut.

Di tahun sebelumnya saat periode Nyepi tiga komoditas penyebab inflasi adalah cabai rawit, bawang merah dan daging babi.

Selain tiga komoditas tersebut, permintaan canang sari pada setiap hari raya di Bali juga selalu naik, termasuk menjelang Nyepi.

"Canang sari termasuk core inflation. Bahkan pada Nyepi tahun-tahun sebelumnya harga telur ayam juga selalu naik," ujarnya Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Rizki Ernadi Wimanda pada Nyepi tahun 2021.

Baca Juga: Jadwal Imsakiyah 22 Ramadan 1446 H Untuk Kota Denpasar, 22 Maret 2025

Saat itu juga harga cabai rawit merah meningkat di atas 100 ribu per kilogramnya.

Agar potensi inflasi yang disebabkan cabai rawit merah tidak semakin tinggi, pihaknya menyarankan masyarakat mengurangi dari sisi "demand" atau permintaan dengan mengganti jenis cabai yang lain seperti cabai rawit hijau yang harganya tidak begitu tinggi.

Saat demand turun, lanjut dia, harganya otomatis akan turun. Selain itu, tentu dengan menambah pasokan. masyarakat dapat melakukannya dengan mulai turut menanam cabai rawit merah dengan memanfaatkan halaman rumah maupun lahan kosong.

"Logikanya, dengan menambah pasokan di setiap halaman rumah, masyarakat tidak perlu lagi membeli ke pasar, sehingga harganya pun berangsur-angsur akan turun. Pemerintah Kabupaten Karangasem misalnya, bahkan sudah menginstruksikan masyarakatnya untuk menanam komoditas yang berpotensi memicu inflasi," ucap Rizky

Baca Juga: 7 Penerbangan di Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali Dibatalkan Karena Erupsi Lewotobi

Load More