Scroll untuk membaca artikel
Eviera Paramita Sandi
Senin, 17 Maret 2025 | 17:25 WIB
Jadwal penutupan pelabuhan di Bali menjelang Nyepi [@satpelgilimanuk]

SuaraBali.id - Seluruh penyeberangan di pelabuhan di Bali mulai ditutup saat menjelang Nyepi pada Jumat, 28 Maret 2025 pukul 12 malam.

Dinas Perhubungan (Dishub) Bali mengimbau calon pemudik untuk segera berangkat mudik lebaran Idul Fitri lebih awal.

Kepala Bidang Lalu Lintas Jalan Dishub Bali I Putu Sutaryana mengatakan penutupan ini dilakukan karena pada 29 Maret akan berlangsung Hari Suci Nyepi.

Hal ini juga akan berlaku pembatasan lalu lintas yang akan dilakukan lebih awal guna mengantisipasi pemudik yang tercecer di jalan.

Baca Juga: Alasan Koster Naikkan Tunjangan DPRD Bali Karena Kasihan Bebannya Berat

“Dishub pastikan tanggal 28 jam 12 malam sudah tidak ada lagi pergerakan karena jam 6 pagi sudah Nyepi sampai besok harinya,” katanya, Senin (17/3/2025) sebagaimana dilansir Antara.

Untuk itu, Dishub Bali mengimbau calon pemudik berangkat ke kampung halaman guna merayakan Idul Fitri 1446 Hijriah lebih awal terutama tanggal 25-27 Maret 2025.

Menurut Dishub, tanggal ini dinilai lebih strategis, karena di luar waktu tersebut Umat Hindu Bali juga akan melaksanakan Melasti jelang Hari Suci Nyepi sehingga diprediksi dapat menimbulkan kemacetan.

Kepala Bidang Lalu Lintas Dishub Bali I Putu Sutaryana diwawancara soal penutupan pelabuhan jelang Hari Suci Nyepi di Denpasar, Senin (17/3/2025). (ANTARA/Ni Putu Putri Muliantari)

“Di Pelabuhan Ketapang juga ada umat Hindu, jadi harapan kami sebelum tanggal 28 itu pemudik keluar-masuk Bali, kalau bisa tanggal 25-27 untuk kenyamanan pemudik juga,” ujar Sutaryana.

Penutupan Pelabuhan yang dilakukan di Pelabuhan Gilimanuk, Pelabuhan Padang Bai, dan Pelabuhan Sanur, sendiri akan dilakukan sampai Minggu, 30 Maret 2025 pukul 6.00 Wita.

Baca Juga: Imbauan Penting untuk Pemudik Lombok-Bali Jelang Nyepi dan Lebaran 2025

Setelah jam tersebut lalu lintas dapat kembali normal.

Sehari Menjelang Nyepi Jadi Puncak Arus Mudik

Momentum sehari jelang Hari Suci Nyepi diyakini akan menjadi puncak arus mudik Lebaran 2025.

Akan tetapi menurut Sutaryana antisipasi melalui penutupan penyeberangan ini harus dilakukan untuk saling menghargai kegiatan antar-umat.

Kendati demikian, Dishub Bali juga tidak dapat memastikan asal keberangkatan calon pemudik yang hendak meninggalkan Pulau Dewata, sehingga tidak dapat memetakan waktu dan disarankan berangkat sejak jauh- jauh hari.

Tahun ini, Pemprov Bali memprediksi sebanyak 1.335.107 orang akan meninggalkan Bali atau naik 8,78 persen dari tahun sebelumnya.

Sedangkan untuk kedatangannya 1.131.465 orang atau naik 2,88 persen.

Menurut Sutaryana peningkatan lalu lintas pergerakan orang ini naik karena momentum Lebaran 2025 berhimpitan dengan Hari Suci Nyepi, sehingga dengan kembali ke kampung halaman mereka tidak perlu menjalani penyepian.

Gotong Royong Pengamanan

Tentara Nasional Indonesia di bawah Komando Daerah Militer IX/Udayana dan pecalang bersinergi untuk mengamankan wilayah Bali, dalam membantu pihak kepolisian selama perayaan Nyepi dan Idul Fitri 1446 Hijriah.

Sebagaimana tahun-tahun sebelumnya, kerjasama antar aparat dan pecalang adat ini selalu dilakukan demi kelancaran Nyepi di Bali.

"TNI akan terus berkolaborasi dengan semua elemen masyarakat, termasuk Pecalang, untuk memastikan Bali tetap kondusif, terutama menjelang perayaan Hari Raya Nyepi," ujar Pangdam IX/Udayana Mayjen TNI Muhammad Zamroni dalam gelar agung Pecalang Bali 2025 yang berlangsung di Lapangan Niti Mandala Renon, Denpasar, Sabtu (15/3/2025) lalu.

TNI menegaskan siap bersinergi dengan pecalang dalam menjaga ketertiban di wilayah adat, khususnya menjelang Hari Raya Nyepi.

Kendati demikian, potensi gangguan saat perayaan Nyepi tetap harus diantisipasi sebagaimana tahun-tahun sebelumnya.

Ketua Majelis Desa Adat (MDA) Bali, Ida Penglingsir Agung Putra Sukahet menegaskan perayaan hari besar keagamaan tidak pernah sepenuhnya terbebas dari gangguan.

"Tidak mungkin akan terjadi perayaan hari raya apapun akan selalu baik, tanpa ada gangguan-gangguan kecil. Dari dulu setiap tahun pasti selalu ada," tegas Sukahet

Oleh karena itu ia menekankan pentingnya pendekatan persuasif dalam menangani pelanggaran saat Hari Raya Nyepi.

Terutama jika tidak ada unsur kesengajaan.

"Sepanjang tidak ada niat merusak Hari Raya Nyepi, mari kita bina dengan baik," ujarnya.

Ia juga mengajak masyarakat untuk menjaga semangat toleransi dalam menghadapi berbagai permasalahan yang mungkin timbul dan menyelesaikannya dengan cara yang humanis.

Load More