SuaraBali.id - Kekerasan seksual banyak dialami perempuan khususnya di Indonesia, tak terkecuali para jurnalis perempuan dan pekerja media.
Jurnalis perempuan di Bali pun tak lepas dari ancaman ini. Terbukti pada momen kampanye memperingati Hari Gerakan Perempuan dan 16 Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan (HAKTP) 25 November-10 Desember, di Monumen Perjuangan Rakyat Bali Lapangan, Renon, Denpasar, Bali, Minggu (22/12/2024) beberapa jurnalis perempuan mengungkapkan pengalamannya saat menghadapi kekerasan seksual di lingkungan kerja.
Belasan jurnalis ini berasal dari anggota Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Denpasar dan Jurnalis Bali lainnya.
Beberapa diantaranya membicarakan tentang korban dan rasa trauma menghadapi pelecehan seksual di keluarga dan tempat kerja, sanksi sosial terhadap pelaku kekerasan seksual hingga edukasi mengenai kesehatan reproduksi seksual.
Ini menjadi catatan penting bagi AJI Denpasar. Ketua AJI Denpasar, Ayu Sulistyowati memandang bahwa keberanian para jurnalis di Bali dalam mengungkapkan pengalaman pahit terkait pelecehan seksual yang dialaminya merupakan langkah yang berani.
“Ini merupakan langkah yang berani, tak semua perempuan bisa seperti ini,” ujar Ayu kepada Suarabali.id, pada Senin (23/12/2024).
Selain itu aksi ini juga diharapkan bisa menjadi contoh bagi perempuan lainnya untuk bisa bersuara melawan kekerasan yang dialaminya.
Ayu juga menyebut bahwa ke depannya, AJI Denpasar akan melakukan pendataan terkait kasus semacam ini di kantor media massa, terutama di Bali.
“Kami akan mendata serta menginventaris bagaimana kasus-kasus pelecehan tersebut. Dan berupaya meriset apakah hingga akhir 2024 ini masih ada ruang-ruang tidak aman itu di lingkungan perusahaan pers. Jika diperlukan akan ada tindak lanjut dan advokasi, kami siap mendampingi korban,” terangnya.
Baca Juga: PMI Asal Jembrana Meninggal Mendadak di Kapal, Keluarga Dirundung Kesedihan
Selain itu Ayu juga menyoroti bagaimana pemberitaan media massa terhadap perempuan saat ini. Ia memandang maraknya kasus kekerasan terhadap perempuan belakangan menjadi tantangan jurnalis ketika memberitakannya dengan ramah dan beretika.
Pemberitaan kekerasan kepada perempuan seharusnya adalah produk jurnalistik yang dapat membangkitkan semangat kepada korban, mengedukasi, membangun empati dan mitigasi.
Ia melihat saat ini produk jurnalistik justru memuat penghakiman, pelabelan, "menguliti" peristiwanya tanpa etika.
“Dan mirisnya, komersialisasi, industrialisasi, kapitalisasi menjadi alasan agar banyak menarik pembaca. Judulnya erotis tidak etis hingga isinya yg menguliti korban tanpa empati. Ini menjadi hal yang serius. Ruang nyaman jurnalis perempuan pun belum aman, belum terlindungi, pembiaran,” tegasnya.
Sementara itu, Koordinator aksi, Kadek Novi Febriani, menegaskan, peringatan tanggal 22 Desember bukan hanya hari Ibu, melainkan hari pergerakan perempuan.
Kadek Novi berujar bahwa Gerakan Perempuan hadir untuk mendorong tumbuhnya keadilan gender baik dalam bidang ekonomi, politik dan sosial.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 HP RAM 8 GB Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Terbaik untuk Pelajar dan Pekerja
- 7 Sepatu Adidas Diskon hingga 60% di Sneakers Dept, Cocok Buat Tahun Baru
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- Kencang bak Ninja, Harga Rasa Vario: Segini Harga dan Konsumsi BBM Yamaha MT-25 Bekas
Pilihan
-
Kaleidoskop Sumsel 2025: Menjemput Investasi Asing, Melawan Kepungan Asap dan Banjir
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
-
Aksi Adik Kandung Prabowo yang Makin Mencengkeram Bisnis Telekomunikasi
-
Sesaat Lagi! Ini Link Live Streaming Final Futsal ASEAN 2025 Indonesia vs Thailand
-
Cerita 1.000 UMKM Banyuasin: Dapat Modal, Kini Usaha Naik Kelas Berkat Bank Sumsel Babel
Terkini
-
TPA Suwung Ditutup, Kemana Sampah Warga Denpasar dan Badung Akan Dibuang?
-
8 Toko Oleh-Oleh di Bali: Dari yang Murah Meriah Sampai Wajib Diburu Turis
-
5 Destinasi Wajib di Ubud: Dari Tari Kecak hingga Adrenalin Rafting Sungai Ayung
-
Tips Nikmati Liburan Aman dan Tenang di Bali
-
Perkuat Ekonomi Akar Rumput, BRI Raih Penghargaan Impactful Grassroots Economic Empowerment