SuaraBali.id - Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) Nusa Tenggara Barat (NTB) tak mempermasalahkan bila penerima beasiswa luar negeri tak mau pulang untuk mengabdi ke kampung halaman mereka.
"Mereka tidak harus pulang dan bekerja di sini," kata Kepala BRIDA NTB Lalu Suryadi di Mataram, Minggu (27/10/2024).
Menurut Suryadi, mereka setelah lulus kuliah langsung bekerja di luar negeri adalah karena gaji di sana lebih besar daripada di kampung halaman.
Upaya yang lebih tinggi itu membuat mereka bisa mengirim sebagian pendapatan ke orangtua untuk membangun usaha dan juga bisa digunakan untuk membantu biaya sekolah adik-adik mereka.
Baca Juga: Jadi Ladang Bisnis Baru, Poster Prabowo-Gibran Pasca Pelantikan Diburu Warga
Ia menyebut bahwa diaspora asal NTB lahir melalui dukungan beasiswa pemerintah daerah secara tidak langsung turut berkontribusi terhadap peningkatan indeks pembangunan manusia.
"Jangan dikira karena mereka di luar negeri tidak berkontribusi justru itu yang lebih dominan kontribusinya karena mereka bisa menyekolahkan adik-adiknya," kata Suryadi.
Dalam 5 tahun terakhir, BRIDA NTB telah menyalurkan bantuan beasiswa kepada 700 orang untuk bersekolah di luar negeri.
Saat ini jumlah mahasiswa penerima beasiswa hanya tersisa 120 orang yang sudah memasuki semester akhir.
Ia mencontohkan penerima beasiswa asal Sumbawa yang dibiayai oleh program beasiswa BRIDA NTB untuk belajar teknik penerbangan ke China dan kini sudah menetap di sana.
Baca Juga: Jasad Bayi Ditemukan di Kebun Warga, Punggung Dan Kepalanya Sobek
"Dia tidak mau balik karena dia bisa langsung kerja di bidang penerbangan," ucapnya.
"Kalau mereka balik ke Indonesia, saya kira pola berpikir sudah luar negeri. Pola berpikir orang luar negeri jadi aparatur sipil negara itu nomor dua dan paling utama pengusahaā€¯ tambah Suryadi.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, indeks pembangunan manusia Provinsi Nusa Tenggara Barat pada tahun 2019 hanya sebesar 68,14 poin. Angka harapan lama sekolah mencapai 13,48 tahun dan rata-rata lama sekolah sebesar 7,27 tahun.
Empat tahun kemudian pada 2023, indeks pembangunan manusia Provinsi Nusa Tenggara Barat mencapai 72,37 poin. Angka harapan lama sekolah mencapai 13,97 tahun dan rata-rata lama sekolah sebesar 7,74 tahun. (ANTARA)
Berita Terkait
-
Cari Program Beasiswa untuk Wanita Di Bidang STEM? Ini Daftar Lengkapnya!
-
Peduli Sesama, HIMAKOM UWM Bagikan Takjil dan Buka Bersama Ramadhan 1446 H
-
Perusahaan Teknologi Ini Berikan Beasiswa ke Siswa-Siswi SMK IT
-
Konsumen Bakal Terima VW ID. Buzz Mulai Mei
-
Sempat Berkurang Akibat Beberapa Faktor, Kementan Pastikan Pasokan Cabai di NTB Kembali Normal
Tag
Terpopuler
- Jadwal Pemutihan Pajak Kendaraan 2025 Jawa Timur, Ada Diskon hingga Bebas Denda!
- Pemain Keturunan Maluku: Berharap Secepat Mungkin Bela Timnas Indonesia
- Marah ke Direksi Bank DKI, Pramono Minta Direktur IT Dipecat hingga Lapor ke Bareskrim
- 10 Transformasi Lisa Mariana, Kini Jadi Korban Body Shaming Usai Muncul ke Publik
- Jawaban Menohok Anak Bungsu Ruben Onsu Kala Sarwendah Diserang di Siaran Langsung
Pilihan
-
Dari Lapangan ke Dapur: Welber Jardim Jatuh Cinta pada Masakan Nusantara
-
Dari Sukoharjo ke Amerika: Harapan Ekspor Rotan Dihantui Kebijakan Kontroversial Donald Trump
-
Sekantong Uang dari Indonesia, Pemain Keturunan: Hati Saya Bilang Iya, tapi...
-
Solusi Pinjaman Tanpa BI Checking, Ini 12 Pinjaman Online dan Bank Rekomendasi
-
Solusi Aktivasi Fitur MFA ASN Digital BKN, ASN dan PPPK Merapat!
Terkini
-
Obat Rindu, Para Dokter di Hospital Playlist Akan Muncul di Resident Playbook
-
Ada Bus Listrik Baru dari Korea Selatan Untuk Bali, Bagaimana Kabar Bus Merah TMD?
-
UMKM Asal Sidoarjo Ini Sukses Tembus Pasar Ekspor Berkat Pemberdayaan BRI
-
Cerita Warga Bali Dijadikan Admin Judi Online di Myanmar, Bukan Kerja di Hotel Malah Disetrum
-
53.000 Tanda Tangan di Petisi Undang-undang Pencegahan Kim Soo Hyun, Good Day Hapus Wajahnya