
SuaraBali.id - Pendistribusian peserta didik baru masih belum merata. Sejumlah sekolah di Kota Mataram masih kekurangan siswa. Salah satunya SDN 36 Ampenan yang hanya mendapatkan empat siswa pada tahun ajaran baru ini.
Salah seorang guru di SDN 36 Ampenan, Masrahuddin mengatakan tahun ini jumlah siswa yang mendaftarkan diri meningkat dari tahun lalu. Dimana, tahun lalu sekolah negeri yang ada di Kota Mataram tersebut.
“Tahun ini ada empat orang kita dapat siswa,” katanya Kamis (1/8/2024) pagi.
Ia mengatakan, minimnya siswa yang mendaftar ke SDN 36 ini sudah terjadi beberapa tahun terakhir. Bahkan total siswa yang ada di SDN tersebut dari kelas 1 hingga kelas VI yaitu hanya 33 orang siswa.
Baca Juga: Dinsos Mataram: Penerima Bansos Ketahuan Judi Online Akan Dicoret
Dirincikan, kelas 1 sebanyak empat siswa, kelas II sebanyak empat siswa dan kelas III sebanyak empat siswa. Untuk kelas IV sebanyak satu siswa, kelas V sebanyak 14 siswa dan kelas enam yaitu enam siswa.
Diterangkannya, konflik antar kampung menjadi salah satu penyebab minimnya siswa yang mendaftar ke SDN 36 Ampenan.
Dimana, akses masuk ke sekolah tersebut ditutup sehingga lingkungan yang lain memilih untuk mendaftarkan anaknya ke sekolah yang lain.
“Itu pernah dulu terjadi konflik. Tapi baru-baru ini terjadi kembali dan akhirnya ditembok dan banyak memilih ke sekolah yang lain,” katanya.
Selain karena faktor penutupan akses masuk, usia sekolah di lingkungan tersebut sangat minim. Usia sekolah di lingkungan atau zonasi tersebut lebih banyak sudah berada di jenjang SMP dan SMA.
Baca Juga: 5 Kloter Mendarat, Jemaah Haji NTB Berangsur Pulang ke Tanah Air
“Itu yang kurang usia sekolahnya. Kebanyakan usia anak SMA,” ucapnya.
Para guru juga mengeluhkan, titik koordinat SDN 36 Ampenan tidak ada di google map. Hal ii menyulitkan para guru untuk mempromosikan sekolah tersebut.
“Tidak masuk google map juga ini. Jadi pas kita posting tidak terdeteksi SDN 36 Ampenan,” katanya.
Meksi jumlah siswa sangat minim, hal ini memudahkan para guru untuk bisa lebih fokus mengajar. Karena ruang kelas bisa diatur sehingga para siswa nyaman.
“Jadinya seperti les pribadi karena jumlah siswa sedikit,” tegasnya.
Di sisi lain, sedikitnya jumlah siswa ini berdampak pada dana bantuan operasional sekolah (BOS) yang minim. Hal ini menyebabkan sekolah tidak berani untuk menambah jumlah pendidik.
“Sekarang ini ada delapan guru. Ada satu yang honor disini yang lainnya sudah ASN,” ungkapnya.
Padahal dari jumlah tersebut masih kekurangan guru untuk materi olahraga. Karena keterbatasan tersebut, pihak sekolah melaksanakan olahraga secara bersama-sama setiap hari Sabtu.
“Kita masuk itu April. Baru lengkap jumlah gurunya. Baru dibagi ke masing-masing kelas dan mata pelajaran. Kalau dulu-dulu itu digabung,” katanya.
Kontributor Buniamin
Berita Terkait
-
Viral Curhatan Polos Bocah SD ke Prabowo Soal Jalan Rusak Berlumpur: Kapan Jalan Dibangun, Pak?
-
Pegawai Universitas Mataram Diduga Hamili Mahasiswi KKN Jadi Tersangka
-
Syarat Sudah Diubah Pramono Anung, Lulusan SD Bisa Perebutkan 1.625 Posisi PPSU Kosong
-
Peduli Sesama, HIMAKOM UWM Bagikan Takjil dan Buka Bersama Ramadhan 1446 H
-
Tampar Anak SD hingga Trauma ke Sekolah, Anggota DPR Aceh Tak Dipenjara, Kok Bisa?
Terpopuler
- Selamat Tinggal Jordi Amat
- Sosok Pengacara Paula Verhoeven, Adabnya di Podcast Jadi Perbincangan
- Mobil Bekas Eropa Murah di Bawah Rp50 Juta, Ini Rekomendasinya Lengkap dengan Spesifikasi dan Pajak
- Daftar Kode Redeem FF Token SG2 Terbaru, Lengkap Sepanjang April 2025
- 12 Potret Rumah Mewah Luna Maya: Usung Modern Tropis, Pakai Listrik 33 Ribu Watt
Pilihan
-
20 Fakta Liverpool Juara Liga Inggris: Arne Slot Meneer Pertama
-
Momen Langka! Pemain Keturunan Maluku Jewer Kapten Timnas Indonesia di Serie A
-
Hasil BRI Liga 1: Gol Sho Yamamoto Bawa Persis Solo Jungkalkan Persita
-
7 Rekomendasi Produk Make Up Lokal BPOM, Murah dengan Kualitas Terbaik
-
Siswa Nakal Jabar 'Disekolahkan' di Barak Militer, Program Mulai Digelar Mei 2025!
Terkini
-
Jenazah Kadek Melly Korban Kecelakaan di AS Akhirnya Dibawa ke Kampung Halaman
-
Penyedia Layanan Kanker Terbesar di Dunia Beroperasi di Bali International Hospital
-
Link DANA Kaget di Akhir Pekan, Ada Uang Jajan Untuk Malam Minggu Siap Diklaim
-
Dedi Mulyadi Geram, Sekolah Ini Hendak Plesir ke Bali Dengan Minta Murid Bayar Jutaan
-
Skandal AI di Universitas Udayana : Mahasiswa Ubah Foto Teman Jadi Vulgar dengan Bot Telegram