
SuaraBali.id - Harga gula di Bali mulai naik pada pertengahan Ramadan 1445 Hijriah. Hal ini disoroti oleh Badan Pangan Nasional (Bapanas) bersama unsur Satgas Pangan dan pemerintah daerah.
“Tadi kami sudah sama-sama di dalam pasar melihat ketersediaan pasokannya cukup, hanya saja ada tadi yang dilaporkan mengalami kenaikan terutama gula pasir atau gula konsumsi,” kata Direktur Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan Bapanas Maino Dwi Hartono di Pasar Badung, Rabu (27/3/2024).
Adapun harga gula lokal saat ini menyentuh Rp18.000 per kg dengan kesediaan stok aman dan Gulaku Rp19.000 dengan pasokan terbatas, komoditas tersebut mengalami kenaikan harga dari Rp16.900 pada awal bulan puasa.
“Semua harus kita jaga termasuk komoditi pangan strategis lain, tapi terutama yang menjadi prioritas gula, yang harganya tinggi itu menjadi skala prioritas,” ujarnya.
Baca Juga: Kronologi Kebakaran di Lapas Kerobokan yang Hanguskan Blok Tirta Gangga
Menurutnya, akan ada perbedaan harga tiap daerah salah satunya bergantung pada sentra produsen yang dipastikan harganya akan berbeda dengan daerah yang tidak memproduksi bahan pokok tersebut.
Akan tetapi ketersediannya menjelang Hari Raya Idul Fitri terkendali apalagi memasuki musim panen padi dan jagung yang akan mendukung pemerataan di daerah.
Umumnya, bahan pokok yang harganya akan melonjak menjelang Idul Fitri adalah daging ayam, daging sapi, dan telur, tetapi dua pekan menjelang Lebaran situasi tersebut tidak dilihat di Pasar Badung, Bali.
Maino justru melihat harga daging masih tergolong murah yaitu daging sapi Rp110 ribu per kg dan daging ayam Rp37 ribu per kg, sehingga kenaikan harga pada gula menjadi catatan penting apalagi baru menginjak pertengahan Ramadan.
Ia pun berharap instansi terkait mendukung lewat penyebaran pasokan, seperti Bulog yang tidak hanya bisa menggelontorkan beras tetapi juga gula.
Baca Juga: Ratusan Gelandangan yang Datang ke Bali Yakin Dapat Pekerjaan
“Bulog punya cadangan gula juga mungkin bisa diintervensi ke masyarakat melalui pasar-pasar ya termasuk menggelar gerakan pangan murah atau bazar, intinya semua stakeholder pangan termasuk pemerintah akan mengamankan semua,” kata Maino.
- 1
- 2
Berita Terkait
-
Ingin Buat Bali United Gigit Jari, PSM Makassar Belajar dari Masa Lalu?
-
Tinggalkan Bali United, Stefano Cugurra Bakal Merapat ke Bhayangkara FC?
-
Stefano Cugurra Hengkang, Bali United Bidik Legenda Real Madrid Jadi Pengganti?
-
Kejagung Jerat Dua Advokat dan Direktur Pemberitaan JakTV Jadi Tersangka Obstruction of Justice
-
7 Rekomendasi Hotel Staycation di Bali dengan Budget di Bawah Rp500 Ribu
Terpopuler
- Pascal Struijk Aneh dengan Orang Indonesia: Kok Mereka Bisa Tahu
- 3 Klub BRI Liga 1 yang Memutuskan Pindah Homebase Musim Depan, Dua Tim Promosi Angkat Kaki
- Pascal Struijk: Saya Pasti Akan Memilih Belanda
- Bakal Bela Timnas Indonesia, Pascal Struijk: Saya Tak Akan Berubah Pikiran
- Rekomendasi Mobil Bekas Harga Rp60 Jutaan: Pilihan untuk Keluarga Baru, Lengkap Perkiraan Pajak
Pilihan
-
Jakmania Bersuara: Lika Liku Sebarkan Virus Orange di Kandang Maung Bandung
-
Ikuti Jejak Doan Van Hau, Bintang Thailand Kena Karma Usai Senggol Timnas Indonesia?
-
Hasil BRI Liga 1: Dibantai Borneo FC, PSIS Semarang Makin Terbenam di Zona Degradasi
-
5 Rekomendasi HP dengan Kecerahan Layar Maksimal di Atas 1000 Nits, Jelas dan Terang di Luar Ruangan
-
Le Minerale Terafiliasi Israel?
Terkini
-
Skandal AI di Universitas Udayana : Mahasiswa Ubah Foto Teman Jadi Vulgar dengan Bot Telegram
-
Dari 'Kak' Jadi 'Sayang' Transformasi Hubungan Luna Maya Dan Maxime Bouttier di Luar Dugaan
-
Tuan Guru Bajang Hadir di Kedubes Vatikan Berikan Penghormatan Terakhir untuk Paus Fransiskus
-
Saldo e-Wallet DANA Kaget Tersedia Hari Ini, Klaim Sekarang Juga Sebelum Habis
-
Bali Masuki Musim Kemarau, Berbagai Risiko Ini Harus Diantisipasi Lahan Pertanian