Scroll untuk membaca artikel
Eviera Paramita Sandi
Kamis, 16 November 2023 | 08:42 WIB
Upacara Sapuh Leger di hari Tumpek Wayang [denpasarkota.go.id]

SuaraBali.id - Tradisi yang ada di Pulau Bali memang sangat kental dan masih terus dilestarikan sampai saat ini. Berbagai macam upacara adat sangat melekat dengan kehidupan masyarakat Bali sehari-hari.

Seperti salah satu contohnya Upacara Sapuh Leger. Apa itu Sapuh Leger?

Upacara Sapuh Leger ini wajib hukumnya dilakukan oleh anak-anak yang lahir pada wuku wayang mulai dari Minggu, Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat dan Sabtu.

Upacara ini dilaksanakan saat Hari suci Tumpek Wayang. Tumpek berasal dari kata “Tum” artinya kesucian dan “Pek” yang berarti terakhir.

Baca Juga: Aksi Janggal Pria di Jimbaran Dicurigai Hendak Pukul Anjing Terekam CCTV

Sehingga dapat disimpulkan bahwa tumpek berarti hari suci yang berada di akhir dalam artian posisi Tumpek Wayang di kalender Bali berada di akhir pancawara dan saptawara.

Tumpek Wayang ini salah satu hari yang disakralkan oleh umat Hindu setelah hari Kajeng Kliwon. Hal ini dikuatkan oleh adanya lontar Kala Tattwa yang menyebutkan jika seorang anak lahir tepat pada wuku Wayang, khususnya hari Sabtu, Wuku Wayang, maka akan menjadi santapan bhuta kala.

Dalam Kalender Bali, Hari Suci Tumpek Wayang jatuh pada Saniscara Kliwon, Wuku Wayang yang datang setiap 210 hari sekali.

Secara mitologis, Wuku Wayang dianggap sebagai salah satu wuku yang tercemar atau kotor, lantaran pada waktu itu bertepatan dengan lahirnya seorang raksasa bernama Dewa Kala sebagai akibat pertemuan (sex relation) yang tidak wajar antara Batara Siwa dan istrinya Dewi Uma.

Mereka melakukan tidak pada tempatnya yang disebut kama salah. Sehingga dari karakteristik hari-hari tersebut, masyarakat Bali percaya bahwa setiap anak yang lahir pada Wuku Wayang harus mendapatkan penyucian yang khusus dengan Upacara Sapuh Leger serta menggelar wayang.

Baca Juga: Viral, Pengunjung Hotel di Bali Ngamuk Soal Aturan Dan Denda Tamu

Oleh sebab itu, setiap Tumpek Wayang digelar upacara Sapuh Leger ini diikuti oleh anak-anak yang lahir bertepatan pada wuku Wayang.

Sementara itu wayang yang digelar bertepatan dengan Hari Tumpek Wayang ini lantaran wayang adalah manifestasinya Dewa Iswara.

Dalam personifikasinya, Dewa Iswara bertugas untuk menerangi kegelapan, memberikan pencerahan kehidupan di dunia.

Kontributor: Kanita Auliyana Lestari

Load More