SuaraBali.id - Modus jual beli kepala wisatawan asal Tiongkok di Bali memang kerap menjadi perbincangan. Namun, modus tersebut kini disebut sudah bergeser menjadi metode yang memiliki sejumlah kemiripan.
Sebelumnya, modus jual beli kepala tersebut sudah semakin marak dimulai sejak tahun 2008 lalu. Modus tersebut melibatkan pemandu wisata (tour guide) yang “membeli” wisatawan Tiongkok dari biro perjalanan wisata dengan kisaran harga USD30-70 per orangnya. Nantinya tour guide tersebut akan menyusun agendanya untuk turis tersebut.
Kini, sistem tersebut sudah bertransformasi menjadi dalam bentuk paket wisata dengan harga murah bagi wisatawan Tiongkok yang hendak berlibur ke Bali. Paket tersebut nantinya melibatkan transaksi antara biro perjalanan wisata di Bali dan Tiongkok.
Pengamat dan praktisi Pariwisata Bali yang sebelumnya juga pernah menjadi tout guide, Claudius Daniel menyampaikan jika metode tersebut dia temukan di aplikasi pesan yang digunakan orang Tiongkok, WeChat. Dalam iklan tersebut, dia menemukan jika orang Tiongkok dapat berlibur ke Bali selana 5 hari 4 malam hanya dengan membayar 999 Yuan atau sekitar Rp2,1 juta.
Baca Juga: Viral, Buang Sampah Sembarangan, Pria di Denpasar Ini Terekam CCTV
Meski begitu, modus itu dinilai sudah ada sejak tahun 2015 lalu namun saat ini sudah lebih marak digunakan ketimbang modus jual beli kepala.
“Iklan itu beredar di WeChat, karena WeChat itu sama seperti facebook, ada wall-nya. Salah satu wall saya capture itu iklannya. Itu pergeserannya jual beli kepala menjadi Bali dijual murah,” ujar Daniel saat ditemui pada Selasa (14/11/2023).
Namun demikian, modus Bali dijual murah itu dinilai memiliki kesamaan dengan sistem sebelumnya. Sistem tersebut menuntut tour guide untuk mencari cara untuk mendapat keuntungan.
Pasalnya, dengan biaya semurah itu tour guide tidak mendapatkan tip, harus menanggung gaji sopir dan kernet bus, serta menanggung biaya operasional tur seperti membayar tol dan parkir.
Selain itu, sebagian harga tiket objek wisata juga harus dibayarkan oleh para pemandu wisata.
Baca Juga: Meski Laporan Dicabut Ternyata Kasus Nyepi Sumberklampok Tetap Diteruskan
Sehingga, tour guide harus memutar otak untuk mencari keuntungan dari sumber lain. Cara yang kerap digunakan adalah dengan mengajak para turis berbelanja sehingga para tour guide mendapatkan komisi dari transaksi tersebut.
“Guide ini dibebankan begitu banyak sehingga harus mutar otak untuk menghasilkan uang. Ya itu dengan terus menerus mengajak tamu shopping (berbelanja),” imbuh Daniel.
Hal tersebut dinilai dapat berdampak buruk bagi kepuasan turis. Karena para turis justru sangat jarang mendapat kesempatan untuk menikmati atraksi kebudayaan Bali karena jadwal mereka didominasi oleh kegiatan berbelanja.
Terlebih, jika berbelanja, para turis juga bisa diajak berbelanja di toko produk yang berafiliasi dengan pabrik produknya di Tiongkok. Sehingga tidak memberikan dampak bagi perekonomian Indonesia dan juga tidak membantu Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).
“Produk-produk UMKM di sini juga tidak diperkenalkan. Kalau pun ada tapi sedikit. Jadi mereka shopping ke grup yang membiayai mereka,” imbuh dia.
Pada kesempatan yang sama, pengamat lainnya Hasan Basri juga menyatakan pendapat senada. Meski sudah muncul dengan modus baru, praktik tersebut tetap menghasilkan bentuk yang sama.
“Singkatnya praktik jual beli kepala sudah berubah tapi apa pun bentuknya itu masih ada sampai hari ini,” imbuhnya.
Kontributor : Putu Yonata Udawananda
Berita Terkait
-
Review Ticket to Paradise: Film Hollywood yang Syuting di Bali
-
Ulasan Novel 'Tari Bumi', Kehidupan Perempuan Bali di Tengah Tekanan Kasta
-
Gelar Jajarans, Nagita Slavina Hadirkan Makanan khas Indonesia hingga Mancanegara
-
Hidden Game, Pesona Cafe Bernuansa Minimalis di Kota Jambi
-
Jambi Paradise, Destinasi Wisata Pilihan Keluarga
Terpopuler
- Agus dan Teh Novi Segera Damai, Duit Donasi Fokus Pengobatan dan Sisanya Diserahkan Sepenuhnya
- Raffi Ahmad Ungkap Tragedi yang Dialami Ariel NOAH, Warganet: Masih dalam Lindungan Allah
- Bak Terciprat Kekayaan, Konten Adik Irish Bella Review Mobil Hummer Haldy Sabri Dicibir: Lah Ikut Flexing
- Bukti Perselingkuhan Paula Verhoeven Diduga Tidak Sah, Baim Wong Disebut Cari-Cari Kesalahan Gegara Mau Ganti Istri
- Beda Kado Fuji dan Aaliyah Massaid buat Ultah Azura, Reaksi Atta Halilintar Tuai Sorotan
Pilihan
-
7 Rekomendasi HP 5G Rp 4 Jutaan Terbaik November 2024, Memori Lega Performa Handal
-
Disdikbud Samarinda Siap Beradaptasi dengan Kebijakan Zonasi PPDB 2025
-
Yusharto: Pemindahan IKN Jawab Ketimpangan dan Tingkatkan Keamanan Wilayah
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 3 Jutaan dengan Chipset Snapdragon, Terbaik November 2024
-
Kembali Bertugas, Basri-Najirah Diminta Profesional Jelang Pilkada Bontang
Terkini
-
Tiket Ludes 2,5 Bulan, OPPO Run 2024 Sukses Gelar Event Olahraga di Bali
-
Ingin Punya Rumah di Kota Pahlawan? Hadiri KPR BRI Property Expo 2024
-
Pintu Masuk Desa yang Terdampak Erupsi Lewotobi Dipasangi Spanduk Dilarang Masuk
-
Bawaslu Bali Mulai Awasi Serangan Fajar Jalur Uang Digital
-
Inilah Kelebihan Apple Watch SE Gen 2