SuaraBali.id - Dalam kepercayaan Hindu, Hari Raya Galungan adalah untuk memperingati terciptanya alam semesta jagad raya beserta seluruh isinya.
Hari Raya ini dirayakan setiap 210 hari atau 6 bulan sekali, dengan menggunakan perhitungan kalender Bali, tepatnya pada setiap wuku Dungulan.
Wuku sendiri adalah kalender Bali yang mana perhitungannya 1 wuku sama dengan 7 hari dan 1 tahun kalender wuku terdapat 420 hari.
Galungan dirayakan sebanyak dua kali dalam setahun kalender Masehi. Hari Raya ini dirayakan setiap hari Rabu pada Wuku Dungulan.
Umat Hindu merayakan Hari Raya Galungan ini dengan melakukan persembahan pada Sang Hyang Widhi dan Dewa Bhatara (dengan segala manifestasinya).
Galungan sendiri berasal dari Bahasa Jawa Kuno yang artinya ‘bertarung’. Selain itu Galungan juga bermakna menang atau ‘Dungulan’.
Meskipun ada perbedaan penyebutan Wuku Galungan di Jawa maupun Wuku Dungulan di Bali, keduanya tetap memiliki arti yang sama, yaitu wuku yang kesebelas.
Sejarah mengenai awal mula perayaan Hari Raya Galungan ini tidak diketahui secara pasti, namun melansir dari laman resmi Kemenkeu, menurut Lontar Purana Bali Dwipa, Hari Raya Galungan pertama kali dirayakan saat Hari Purnama Kapat (Budha Kliwon Dungulan) di tahun 882 Masehi atau Tahun Saka 804.
Hari Raya Galungan ini dimaknai sebagai kemenangan Dharma (kebaikan) melawan Adharma (keburukan).
“Budha kliwon Dungulan Ngaran Galungan patitis ikang janyana samadhi, galang apadang maryakena sarwa byapaning idep,”.
Kutipan diatas memiliki arti “Rabu Kliwon Dungulan namanya Galungan, arahkan bersatunya rohani agar mendapatkan pandangan yang terang untuk melenyapkan segala kekacauan pikiran”.
Uniknya, saat perayaan Hari Raya Galungan ini, biasanya umat Hindu terutama yang berada di Pulau Bali akan memasang penjor.
Nah, Penjor ini semacam hiasan dari bambu yang dipasang di tepi jalan setiap rumah. Hal ini merupakan tradisi masyarakat Bali dan menjadi aturan kehadapan Bhatara Mahadewa.
Kontributor : Kanita
Berita Terkait
-
Pernah Jebol Argentina, Maouri Ananda Tetap Berlatih Meski Bali United Libur 10 Hari
-
Djakarta Warehouse Project 2025 Hadir dengan 67 Artis dan Pengalaman 10 Hari di GWK Bali
-
Ketika Kuliner Bali Menyatu dengan Alam: Perpaduan Rasa, Budaya, dan Kemurnian
-
Tanggapi Kekalahan Borneo FC dari Bali United, Bojan Hodak: Saya Kepikiran Persija
-
Strategi Jitu Johnny Jansen yang Sukses Hentikan 11 Kemenangan Beruntun Borneo FC
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- Jordi Cruyff Sudah Tinggalkan Indonesia, Tinggal Tandatangan Kontrak dengan Ajax
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
Pilihan
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
-
Seberapa Kaya Haji Halim? Crazy Rich dengan Kerajaan Kekayaan tapi Didakwa Rp127 Miliar
-
Toba Pulp Lestari Dituding Biang Kerok Bencana, Ini Fakta Perusahaan, Pemilik dan Reaksi Luhut
Terkini
-
Menkeu Purbaya 'Sentil' Menteri Ara soal Lahan Rusun di Bali: Dia Bukan Bos Saya!
-
5 SUV Paling Laris Akhir 2025: Dari Hybrid Canggih Sampai Harganya 200 Jutaan
-
7 Jenis Heels Populer Bikin Kakimu Jenjang dan Elegan
-
5 Maskara Andalan Bikin Mata Hidup Maksimal
-
Eropa Kekurangan Tenaga Produktif, Ini Syarat Agar Anda Bisa Jadi Pekerja Migran