
SuaraBali.id - Di tengah darurat sampah di Denpasar akibat kebakaran TPA Suwung, janji TPST Kertalangu yang dikelola PT Bali CMPP ditagih. Pasalnya, target mengelola sampah 450 ton sehari baru dapat dipenuhi dengan 70 ton per hari.
Mengenai hal ini pengelola tempat pengolahan sampah terpadu (TPST) Kertalangu, Denpasar, mengungkapkan bahwa proses pengolahan selama ini tak optimal karena spesifikasi Refuse Derived Fuel (RDF) atau hasil bahan bakar berubah, menyesuaikan keinginan pembeli.
Hal ini diungkapkan Public and Government Relation PT Bali CMPP Andrean Raditha. Ia selaku pengelola mengatakan awalnya mereka berhasil mengolah 290 ton sampah per hari, namun hasil bahan baku RDF tidak dapat dijual karena tiba-tiba perusahaan semen selaku pembeli meminta untuk mengubah spesifikasi.
“Kurang lebih pada Juli kata pembeli kami harus menyediakan RDF dengan spesifikasi kadar airnya antara 10-15 persen, kalau bisa di bawah 10 persen. Padahal sebelumnya yang kami buat kadar airnya di atas 25 persen. Jadi jauh, otomatis kita harus menyesuaikan spesifikasi. Proses pengolahan harus berulang kali, jadi saat dimasukkan ke mesin tidak bisa langsung keluar jadi 10 persen itu, harus berulang kali sampai tiga kali,” jelasnya, Jumat (3/11/2023).
Hal inilah yang menurutnya menghambat proses pengolahan sampah dari yang ditargetkan awal 450 ton per hari baru dapat mencoba 290 ton per hari, dan kini semakin menurun menjadi 60-70 ton per hari lantaran proses pengolahan memakan waktu lebih lama.
Terkait hal ini, PJ Gubernur Bali Sang Made Mahendra Jaya beserta Pemerintah Kota (Pemkot) Denpasar turun langsung dan meminta komitmen PT Bali CMPP berupaya menambah alat pengolah.
“Dari hasil yang terjadi kita lihat ternyata tidak bisa dipaksakan, kita harus penambahan mesin peralatan agar bisa memproduksi RDF sesuai permintaan pembeli, dan kapasitas yang diolah bertambah,” ujar Andrean.
Akhirnya kini Pemprov Bali menargetkan TPST Kertalangu mampu mengolah 270 ton sampah per hari pada 1 Desember 2023 dan 450 ton pada akhir tahun ini.
Kepada media ia juga menyampaikan bahwa meski alat pengolah sudah ada tidak berarti masalah selesai di waktu tersebut, lantaran butuh proses percobaan. Apalagi tempat pengolahan sampah ini merupakan yang pertama di Indonesia sehingga tergolong barang baru.
Perusahaan tersebut menyebut akan kembali melakukan penjajakan ke industri yang membutuhkan bahan bakar selain semen.
- 1
- 2
Berita Terkait
-
Stefano Cugurra: Saya Sudah Punya Semua Rekor di Bali
-
Syok Lihat Sampah Tak Terurus di Pasar Caringin, Dedi Mulyadi : Ini Pasar Atau Sawah?
-
Bali International Film Festival 2025 Bakal Digelar di Icon Bali Mall Selama Sepekan
-
Bali Nature Bawa Kekayaan Alam Bali Mendunia dengan Dukungan BRI
-
Rangkaian GoZero% Goes to Medan, Telkom Gelar Aksi Jalan Santai Sambil Pilah Sampah Plastik
Terpopuler
- Mayjen Purn Komaruddin Simanjuntak Tegaskan Sikap PPAD
- Media Asing: Timnas Indonesia Naturalisasi 3 Pemain Bintang
- 9 HP Oppo yang Mirip iPhone, Performa Bersaing dan Harga Lebih Terjangkau
- 10 Mobil Bekas buat Keluarga: Harga di Bawah Rp100 Juta, Muat Banyak Orang
- Rekomendasi Mobil Bekas untuk Karyawan Baru Harga Rp50 Jutaan, dengan Pajak di Bawah Rp1 Juta
Pilihan
-
Sombong Banget! Malaysia Tantang Timnas Indonesia di FIFA Matchday September?
-
Semifinal Liga Champions: Link Live Streaming Barcelona vs Inter Milan dan Jadwal Kick Off
-
ASEAN Club Championship: Dikalahkan CAHN FC, PSM Makassar Gagal ke Final
-
Hanif Sjahbandi: Pukulan Telak Buat Persija Jakarta
-
Anak Juara Liga Champions Junior, Pelatih Timnas Indonesia: Ayah Bangga!
Terkini
-
Setahun Naik 500.000 Pelanggan, Pertumbuhan Indosat Bali Nusra Tertinggi Se-Indonesia
-
Asupan Saldo DANA Kaget Gratis Hari Ini, Jangan Sampai Kelewatan
-
J Trust Bank Ajak Yatim Piatu Hingga Dhuafa di Karangasem Belajar Coding
-
Anti Boncos di Akhir Bulan, Ada DANA Kaget Harus Diklaim Sebelum Lolos
-
Mahasiswa Universitas Udayana yang Buat Konten Porno Deepfake Teman-temannya Dipecat