SuaraBali.id - Musim kemarau yang terjadi termasuk di Bali membuat beberapa produk pertanian gagal panen. Namun demikian, petani Bali sudah mengantisipasi hal tersebut dengan menanam komoditas lain selain padi.
Adapun Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Bali, Gede Sedana mengatakan bahwa komoditas tersebut mulai dari bunga hingga sayuran.
“Tidak signifikan karena para petani kita saat tidak menanam padi bisa mengusahakan tanaman lain, i beberapa subak petani-petani menanam bunga, sehingga bisa mendapat penghasilan dari sana selain itu sayuran, holtikultura juga ada, jadi pengalihan komoditas,” katanya Kamis (27/11/2023).
Diakui Sedana, di musim kemarau panjang ini, yang membuat sulit petani adalah masalah ketersediaan air. Inilah yang menyebabkan penurunan hingga lahan untuk menanam padi jadi terbatas.
Di kala petani rugi karena tak bisa memanfaatkan 100 persen lahannya untuk padi namun respons cepat dengan menanam lain untuk mengisi lahan membuat pemasukan tetap berjalan.
Akhirnya sejauh ini tak ada gagal panen. Bahkan petani bisa menaikkan harga gabahnya, namun ketika gabah menjadi beras dan masuk ke pasar, petani juga harus membeli dengan harga tinggi.
Menurutnya, kini petani beralih ke tanaman mudah panen yang tidak memerlukan banyak air, jadi setiap 3-5 minggu mereka bisa memperoleh hasil.
“Ada sayur, jadi beberapa daerah misalnya di Tabanan banyak mereka menanam sayuran dan itu tanaman berumur pendek, ada kacang, pokcoy, bayam cabut yang umurnya 3 minggu, kangkung itu setiap hari bisa panen. Sebenarnya bukan karena cuaca yang panas, tetapi mereka sudah mencoba untuk melakukan diversifikasi tanaman, mereka tetap menanam padi tapi tidak di seluruh arealnya,” jelas Sedana.
Kondisi di musim kemarau ini malah menurutnya lebih baik dari pada musim huja. Karena risiko gagal panen di musim hujan akan lebih tinggi, bahkan diprediksi 10-15 persen dari petani padi mengalami gagal panen nanti.
Baca Juga: Bali United Dicukur Tim Australia, Stefano Cugurra Akui Kalah Kualitas
Dari pengalaman HKTI Bali, yang harus diwaspadai ketika musim hujan adalah kerusakan jaringan irigasi, pada momen ini petani memiliki pekerjaan tambahan yaitu memperbaiki saluran air.
Selanjutnya, ketika musim hujan sawah akan kekurangan sinar matahari ditambah angin kencang yang berpotensi merubuhkan tanaman, sehingga produksinya tidak maksimal.
“Apalagi kalau misalnya terjadi banjir, nah itu juga gagal panen. Risikonya di musim hujan jauh lebih tinggi dibandingkan musim kemarau karena kalau musim kemarau petani sudah bisa memperhitungkan ternyata tidak ada air jadi jangan menanam padi,” tutur Sedana. (ANTARA)
Berita Terkait
-
Pernah Jebol Argentina, Maouri Ananda Tetap Berlatih Meski Bali United Libur 10 Hari
-
Djakarta Warehouse Project 2025 Hadir dengan 67 Artis dan Pengalaman 10 Hari di GWK Bali
-
Inovasi Perawatan Kulit Minimalis, Rahasia Kecantikan Baru dari Dedak Padi Fermentasi Jepang
-
Ketika Kuliner Bali Menyatu dengan Alam: Perpaduan Rasa, Budaya, dan Kemurnian
-
Tanggapi Kekalahan Borneo FC dari Bali United, Bojan Hodak: Saya Kepikiran Persija
Terpopuler
- Naksir Avanza Tahun 2015? Harga Tinggal Segini, Intip Pajak dan Spesifikasi Lengkap
- 5 Krim Kolagen Terbaik yang Bikin Wajah Kencang, Cocok untuk Usia 30 Tahun ke Atas
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- 5 Rekomendasi Bedak Waterproof Terbaik, Anti Luntur Saat Musim Hujan
Pilihan
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
-
Seberapa Kaya Haji Halim? Crazy Rich dengan Kerajaan Kekayaan tapi Didakwa Rp127 Miliar
-
Toba Pulp Lestari Dituding Biang Kerok Bencana, Ini Fakta Perusahaan, Pemilik dan Reaksi Luhut
-
Viral Bupati Bireuen Sebut Tanah Banjir Cocok Ditanami Sawit, Tuai Kecaman Publik
Terkini
-
5 SUV Paling Laris Akhir 2025: Dari Hybrid Canggih Sampai Harganya 200 Jutaan
-
7 Jenis Heels Populer Bikin Kakimu Jenjang dan Elegan
-
5 Maskara Andalan Bikin Mata Hidup Maksimal
-
Eropa Kekurangan Tenaga Produktif, Ini Syarat Agar Anda Bisa Jadi Pekerja Migran
-
Santunan dan Pemulangan Jenazah WNI Korban Kebakaran Hongkong Ditanggung Pemerintah