SuaraBali.id - Belum berkunjung ke Bali rasanya jika tidak mampir ke Tanah Lot. Iya kebanyakan orang pasti sudah pernah mampir kesini.
Tanah Lot terletak di Tabanan, hanya berjarak 30 km dari Denpasar. Berbicara soal Tanah Lot, pasti identik dengan puranya.
Iya, Ketika kalian berkunjung kesini pasti pernah melihat sebuah pura yang berada di tengah laut. Kira-kira bagaimana asal usul pura tersebut?
Pura Tanah Lot diyakini berasal dari abad ke-16 menurut penuturan dari Dang Hyang Nirartha, seorang tokoh agama yang dihormati di Bali.
Berdasarkan mitologi Bali, Dang Hyang Nirartha dikenal sebagai orang yang memiliki kekuatan gaib yang luar biasa hingga beliau mampu memindahkan seluruh pulau batu ke laut, membangun sebuah kuil dan menamakannya Tanah Lot.
Dang Hyang Nirartha yang menetapkan lokasi pembagian pura, dimana pura yang di bangun di sebelah utara desa diperuntukkan untuk Dewa Brahma, pura di tengah desa untuk Dewa Wisnu, sedangkan pura di sisi selatan untuk Dewa Siwa.
Dang Hyang Nirartha mendapatkan ilham untuk membangun sebuah pura saat sedang berjalan-jalan di pinggir pantai selatan Bali.
Saat itu beliau melihat sebuah pulau batu kecil yang dikenal dengan nama Gili Beo, di desa Beraban. Namun saat ingin melaksanakan niatnya membangun pura di Gili Beo, pemimpin dan rakyat Beraban justru mengusir Dang Hyang Nirartha.
Dang Hyang Nirartha yang memiliki kesaktian yang luar biasa kemudian memindahkan seluruh pulau batu Gili Beo ke laut, dan membangun sebuah kuil yang diberi nama Tanah Lot.
Sampai-sampai seluruh desa Beraban sangat terkejut dan kemudian bergabung untuk mengikuti apa yang Nirartha yakini.
Ular Berbisa
Pura Tanah Lot dibangun untuk menyembah Bhatara Segara, atau Dewa Laut. Konon, untuk melindungi kuilnya, Nirartha menciptakan ular berbisa berkat kekuatan selendangnya. Ular laut ini diyakini hidup di dasar Tanah Lot, untuk menjaga kuil dari para pengganggu jahat.
Hari Odalan
Waktu terbaik untuk mengunjungi Tanah Lot adalah saat Hari Odalan, yang dirayakan setiap 210 hari sekali.
Berita Terkait
-
Warga Desa Jatiluwih Bali Gelar Aksi Protes dengan Tutupi Sawah
-
Prananda Prabowo di Bali, Buka Liga Kampung Soekarno Cup II dengan Doa untuk Korban Bencana
-
Pernah Jebol Argentina, Maouri Ananda Tetap Berlatih Meski Bali United Libur 10 Hari
-
Djakarta Warehouse Project 2025 Hadir dengan 67 Artis dan Pengalaman 10 Hari di GWK Bali
-
Ketika Kuliner Bali Menyatu dengan Alam: Perpaduan Rasa, Budaya, dan Kemurnian
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- Jordi Cruyff Sudah Tinggalkan Indonesia, Tinggal Tandatangan Kontrak dengan Ajax
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
Pilihan
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
Terkini
-
Menkeu Purbaya 'Sentil' Menteri Ara soal Lahan Rusun di Bali: Dia Bukan Bos Saya!
-
5 SUV Paling Laris Akhir 2025: Dari Hybrid Canggih Sampai Harganya 200 Jutaan
-
7 Jenis Heels Populer Bikin Kakimu Jenjang dan Elegan
-
5 Maskara Andalan Bikin Mata Hidup Maksimal
-
Eropa Kekurangan Tenaga Produktif, Ini Syarat Agar Anda Bisa Jadi Pekerja Migran