SuaraBali.id - Masyarakat di Kota Mataram diminta agar waspada terhadap kasus rabies akibat gigitan hewan penular rabies (HPR), terutama anjing.
Himbauan tersebut disampaikan Pemkot Mataram menyikapi kasus anak perempuan yang meninggal karena rabies setelah digigit sebulan sebelumnya di RSUD Buleleng, Bali pada 11 Juni 2023.
"Masyarakat harus aktif melaporkan untuk dilakukan observasi lebih lanjut baik terhadap warga yang digigit maupun anjing yang menggigit," kata Kepala Bidang Peternakan Dinas Pertanian (Distan) Kota Mataram drh H Dijan Riyatmoko, Senin (19/6/2023).
Menurutnya, setiap tahun ada saja warga yang digigit anjing di Kota Mataram, beruntungnya setelah dilakukan pemeriksaan dan observasi semua hasilnya negative rabies.
Baca Juga: Tanggapan Koster Yang Diminta Megawati Untuk Tak Komersialkan Tari Bali di Hotel
Untuk tahun 2023, kasus gigitan anjing baru terjadi satu kasus dan sudah dilakukan observasi yang hasilnya negatif. Begitu juga tahun 2022, terjadi tiga kasus gigitan yang juga negatif rabies.
"Alhamdulillah untuk Kota Mataram khususnya dan Pulau Lombok umumnya, hingga saat ini belum ditemukan kasus rabies," katanya.
Namun demikian Dinas Kesehatan Kota Mataram saat ini di puskesmas dan rumah sakit sudah memiliki serum anti rabies untuk penanganan warga yang terkena gigitan hewan pembawa rabies, khususnya anjing.
Selain itu, Dijan juga mengimbau kepada para pemilik anjing peliharaan agar tidak melepas di jalanan sebab risiko anjing yang dilepas lebih tinggi.
"Jika ada satu anjing kena rabies menggigit satu anjing lain, maka potensi anjing milik warga terkena gigitan dan tertular rabies sangat tinggi. Apalagi sampai menggigit pemiliknya," katanya.
Baca Juga: Sudah Pindahkan Kubur Nenek Moyang, Kini WSBK Disebut Timbulkan Rugi Besar
Ia juga mengimbau para pemilik anjing peliharaan agar melakukan vaksinasi rabies, baik yang dilakukan oleh pemerintah atau dilakukan secara mandiri di praktek dokter hewan.
"Biaya vaksinasi rabies mandiri sekitar Rp150.000. Kalau mau gratis, vaksinasi bisa dilaksanakan saat ada kegiatan vaksinasi dari program rutin kami," katanya.
Dijan mengatakan, HPR jenis anjing diprioritaskan dalam penanganan rabies karena hasil evaluasi kasus-kasus rabies di beberapa daerah, 99 persen terjadi karena gigitan anjing.
"Sedangkan HPR lainnya seperti kucing dan kera, kasusnya di bawah satu persen," sebutnya. (ANTARA)
Berita Terkait
-
BRI Dukung Satlantas Polres Lombok Tengah Beri SIM Gratis untuk Penjual Sayur Keliling
-
Tegas! Goenawan Mohamad Wanti-wanti Prabowo: Jangan jadikan Bali Seperti Singapura atau Hong Kong!
-
Nikmati Keindahan Bali dengan Makan Malam Bergaya di Taittinger Champagne Dinner
-
Perjalanan Karier Syakir Sulaiman, Eks Timnas yang Diciduk Gegara Narkoba
-
BRI Liga 1: Bekuk Bali United, Strategi Khusus PSBS Biak Diungkap Pelatih
Terpopuler
- Respons Sule Lihat Penampilan Baru Nathalie Tuai Pujian, Baim Wong Diminta Belajar
- Berkaca dari Shahnaz Haque, Berapa Biaya Kuliah S1 Kedokteran Universitas Indonesia?
- Pandji Pragiwaksono Ngakak Denny Sumargo Sebut 'Siri na Pace': Bayangin...
- Beda Penampilan Aurel Hermansyah dan Aaliyah Massaid di Ultah Ashanty, Mama Nur Bak Gadis Turki
- Jadi Anggota DPRD, Segini Harta Kekayaan Nisya Ahmad yang Tak Ada Seperempatnya dari Raffi Ahmad
Pilihan
-
Freeport Suplai Emas ke Antam, Erick Thohir Sebut Negara Hemat Rp200 Triliun
-
6 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Memori 256 GB, Terbaik November 2024
-
Neta Hentikan Produksi Mobil Listrik Akibat Penjualan Anjlok
-
Saldo Pelaku UMKM dari QRIS Nggak Bisa Cair, Begini Respon Menteri UMKM
-
Tiket Kereta Api untuk Libur Nataru Mulai Bisa Dipesan Hari Ini
Terkini
-
Turis Asal Arab Saudi Ditemukan Tak Bernyawa di Hotel Kawasan Legian
-
Bule Rusia Overstay di Bali Berdalih Tak Tahu Aturan Dan Paspornya Terselip
-
Mayat Bersimbah Darah Dengan Leher Tergorok di Taman Pancing Diduga Korban Pembunuhan
-
TPA Sarbagita Bali Rawan Longsor Saat Hujan, DLHK Kerahkan Alat Berat
-
El Nino Picu Gelombang Tinggi di Bali, BMKG Beri Peringatan Dini Pelayaran