SuaraBali.id - Seorang dokter ditangkap setelah melakukan tindakan aborsi ilegal di tempat praktiknya di Jalan Padang Luwih, Dalung, Kuta Utara, Badung, pada Senin (8/5/2023). Dia ditangkap bersama tiga orang saksi meliputi satu orang pembantu di rumahnya yang bertugas untuk bersih-bersih dan sepasang kekasih yang saat itu menjadi pasiennya.
Ini bukan pertama kalinya bagi pria berinisial KAW (53) itu ditangkap karena tindakan aborsi. Sebelumnya, dia sudah pernah dipenjara selama 2,5 tahun pada tahun 2006 dan kembali divonis 6 tahun penjara pada tahun 2009.
Namun, tanpa rasa jera dia kembali membuka praktik tersebut sejak tahun 2020 lalu. Dia beralasan kembali membuka praktik ilegal tersebut karena merasa kasihan setelah banyaknya yang meminta bantuannya untuk mengaborsi. Terlebih, yang banyak meminta bantuannya adalah anak usia SMA dan kuliah.
“Alasan yang bersangkutan sendiri karena melihat anak-anak ini masih SMA, kuliah, jadi yang bersangkutan kasihan anak-anak itu masa depannya seperti apa. Niatnya menolong tapi menolong yang salah,” ujar Wakil Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Bali, AKBP Ranefli Dian Candra pada konferensi pers di Ditreskrimsus Polda Bali, Senin (15/5/2023).
Baca Juga: Ngaku Dokter Gigi, Pria di Bali Aborsi 1.338 Kandungan
Selain usia pelajar, KAW juga menerima pasien dari pasangan yang telah menikah dan bahkan hingga korban pemerkosaan.
“Jadi tidak mulu pasien yang kecelakaan di luar nikah, ada juga yang nikah dan kebobolan. Ada juga (korban pemerkosaan),” imbuh Ranefli.
Reputasinya sebagai dokter aborsi juga menyebar dari mulut ke mulut sehingga meski sudah sempat dipidana, tetap ada permintaan untuknya melakukan tindakan ilegal tersebut.
Sejak dia memulai praktiknya pertama kali, hingga saat ini dia disebut telah menggugurkan 1.338 kandungan. 20 di antaranya dilakukan pada periode ketiga yang dia mulai sejak tahun 2020 lalu. Setelah melakukan itu, dia menerima bayaran yang jumlahnya rata-rata Rp3.800.000.
Pernah Sebabkan Pasien Meninggal
Baca Juga: Seniman Asal Bali di Balik Palu Unik KTT ASEAN di Labuan Bajo, Ini Sosoknya
Dalam melakukan tindakannya, KAW kini hanya berani untuk menindak pasien yang memiliki kandungan berusia 2-3 minggu. Dalam usia tersebut, kandungan masih berupa orok yang memiliki risiko kegagalan yang lebih kecil untuk diaborsi.
KAW lebih berhati-hati untuk menindak pasien bukan tanpa alasan. Pasalnya, dalam kasusnya pada tahun 2009 dia dilaporkan karena pasien yang dia tindak meninggal dunia akibat usia janin yang sudah besar.
“Kalau sudah besar (kandungan) tidak berani katanya. Karena pengalamannya yang kedua ditangkap, ada pasien yang meninggal, sehingga dia berhati-hati,” ujar Ranefli.
Akibat hal itu, kini dia hanya menerima pasien yang kandungannya belum berupa janin. Dengan kandungan orok yang masih berupa gumpalan darah tersebut, dia juga dapat langsung membuang orok tersebut di kloset tempat praktiknya.
Meski pada periode ketiganya tak ada korban meninggal, dia diancam pasal berlapis dengan tuntutan yang lebih lama dari sebelumnya. Tersangka kini terancam pasal berlapis meliputi pasal 77 juncto pasal 73 ayat 1 dan 2 Undang-undang nomor 29 tahun 2004 tentang kesehatan dan pasal 194 juncto pasal 75 ayat 2 Undang-Undang nomor 36 tahun 2009. Dengan pasal berlapis tersebut, tersangka terancam hukuman maksimal 10 tahun penjara dan denda maksimal Rp10 Miliar.
Kontributor : Putu Yonata Udawananda
Berita Terkait
-
Jokowi Direncanakan Akan Datang ke Bali Demi Kampanyekan Mulia-PAS, Megawati Tidak
-
Buntut 'Jalan-Jalan ke Bali', Pengamat Sarankan Pj Bupati Ganti Kadinsos Jika Tak Ingin Kepercayaan Masyarakat Hilang
-
Polisi Ungkap Lab Narkoba Hasis di Vila Uluwatu Bali Hasilkan Duit Rp 1,5 Triliun Dalam 2 Bulan
-
Matematika Dasar yang Terabaikan: Mengapa Banyak Anak SMA Gagap Menghitung?
-
Polemik Kunjungan Dinas Sosial Kabupaten Bogor ke Bali, Boros atau Kebutuhan?
Terpopuler
- Kejanggalan LHKPN Andika Perkasa: Harta Tembus Rp198 M, Harga Rumah di Amerika Disebut Tak Masuk Akal
- Marc Klok: Jika Timnas Indonesia Kalah yang Disalahkan Pasti...
- Niat Pamer Skill, Pratama Arhan Diejek: Kalau Ada Pelatih Baru, Lu Nggak Dipakai Han
- Datang ke Acara Ultah Anak Atta Halilintar, Gelagat Baim Wong Disorot: Sama Cewek Pelukan, Sama Cowok Salaman
- Menilik Merek dan Harga Baju Kiano saat Pesta Ulang Tahun Azura, Outfit-nya Jadi Perbincangan Netizen
Pilihan
-
5 HP Samsung Rp 1 Jutaan dengan Kamera 50 MP, Murah Meriah Terbaik November 2024!
-
Profil Sutikno, Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta yang Usul Pajak Kantin Sekolah
-
Aliansi Mahasiswa Paser Desak Usut Percobaan Pembunuhan dan Stop Hauling Batu Bara
-
Bimtek Rp 162 Miliar, Akmal Malik Minta Pengawasan DPRD Terkait Anggaran di Bontang
-
Satu Orang Tarik Pinjaman Rp330 Miliar dengan 279 KTP di Pinjol KoinWorks
Terkini
-
BRI Raih Best API Initiative untuk Komitmen Hadirkan Solusi Perbankan Digital yang Inovatif dan Aman
-
NTB Uji Coba Makan Siang Gratis Untuk Murid SD, Seperti Ini Menunya
-
Visi Misi Cagub Bali Saat Debat Dinilai 'Daur Ulang', Frontier : Tak Ada Gagasan Baru
-
Bisnis Prostitusi Berkedok Spa Sampai ke Karangasem, Pekerjanya Bisa Hanya Dapat Rp 100 Ribu
-
Pria Italia Mendadak Jatuh di Restoran Dan Meninggal Dunia, Ngaku Sempat Terkena Sinar Matahari