Scroll untuk membaca artikel
Eviera Paramita Sandi
Jum'at, 07 April 2023 | 17:58 WIB
Sejumlah anak duduk di bawah replika Bukit Golgota tempat Yesus disalibkan di Kelurahan Namosain, Kota Kupang, NTT, Kamis (6/4/2023). ANTARA FOTO/Kornelis Kaha.

SuaraBali.id - Pemuda Namosain Poco-Poco yang berada di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur bahu membahu membangun replika Bukit Golgota, tempat Yesus dan dua penyamun disalibkan. Aksi gotong royong ini dilakukan oleh gabungan sejumlah pemuda Bergama Kristen dan Muslim di Kupang.

Sosok yang dituakan di kelurahan tersebut, Marthen Lenggu mengatakan bahwa pihaknya hanya mendukung saja, apa yang diinisiasi oleh para pemuda di lokasi.

“Hal ini tentunya menunjukkan bahwa Kota Kupang yang kita cintai ini toleransi umat beragama sangat tinggi apalagi diinisiasi oleh pemuda-pemudanya,” katanya.

Adapun asal para pemuda yang membangun replica bukit Golgota itu berasal dari dua RT yang juga merupakan komunitas pemuda dari berbagai agama.

Para pemuda tersebut memang sering terlibat bersama-sama di momentum hari besar keagamaan di Kota Kupang.

Sama halnya yang akan dilakukan di lokasi ini saat Idul Fitri dimana temanya akan diubah.

“Nah kali ini kan mereka membangun replika untuk bukit golgota, nanti pekan depan lokasi yang sama ini akan diubah menyambut hari raya Idul Fitri,” ujar dia.

Saat ini hampir di seluruh ruas jalan di Kota Kupang terdapat replika Bukit Golgota dengan tiga salib menjulang tinggi.

Di sekitar bukit itu terdapat pemuda dan orang tua serta anak-anak bermain bersama.

Uniknya lagi di kelurahan Fatufeto, Kota Kupang seluruh umat Kristiani dan Muslim bahkan Hindu Budha membuat replika Bukit Golgota dan di sampingnya ditempatkan bedug dengan ucapan selamat Hari Raya Idul Fitri.

Gotong royong antara umat Kristen dan Islam dalam kegiatan keagamaan bukan pada saat ini saja, tetapi sudah sering terjadi.

“Kami ingin menunjukkan bahwa sebenarnya toleransi umat beragama itu sudah lama terjalin di daerah ini, bukan hanya saja pada saat ini saja,” ujar Koordinator di kelurahan Fatufeto Boy La’a.

Dengan adanya kegiatan seperti ini toleransi antar umat beragama pun akan terjalin dengan baik.

“Tidak hanya saat kegiatan keagamaan tetapi dalam berbagai kegiatan,” ujar dia. (ANTARA)

Load More