SuaraBali.id - Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham) Yasonna Laoly masih belum memutuskan tindak lanjut dari usulan Gubernur Bali Wayan Koster untuk menghapus Visa on Arrival (VoA) bagi turis Rusia dan Ukraina.
Sebelumnya, Koster mengusulkan kepada Menkumham untuk menghapus VoA bagi turis Rusia dan Ukraina karena banyaknya turis asing yang melanggar.
Yasonna menyebut baru akan berkoordinasi dengan instansi dari berbagai pihak untuk menemukan jalan keluar dari masalah ini.
“Kan harus dibahas bersama, mana bisa kita putuskan sendiri-sendiri. Dari pariwisata seperti apa, dari Pemda seperti apa, ini semua kita harus jaga dengan baik,” ujar Yasonna saat ditemui di kawasan Nusa Dua, Badung, Bali, pada Jumat (31/3/2023).
Pihak yang dia sebut akan diajak untuk mencari solusi masalah ini meliputi Kementerian Luar Negeri, Kementerian Perhubungan, Kementerian Pariwisata, Kemenkomarves, ASITA, Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) dan Pemprov Bali.
Usulan mengenai penghapusan VoA ini mendapat tanggapan serius terutama dari pihak negara yang terdampak. Termasuk duta besar Ukraina untuk Indonesia Vasyl Hamianin yang menentang keras usulan itu.
Meski begitu, Yasonna menanggapi agar bisa membahas mengenai hal ini secara hati-hati. Karena menurut dia turis yang melakukan pelanggaran tidak hanya turis Rusia dan Ukraina saja yang melakukan pelanggaran.
“Jadi di sini itu kita dengar laporan tidak mereka saja. Di sini yang terbanyak itu adalah (turis) Australia, jadi kan banyak (negara). Jadi kita harus membahasnya secara bersama dan komperhensif,” imbuhnya.
Sementara itu, dalam kesempatan yang sama Menteri Kehakiman Rusia Konstantin Anatolievich Chuychenko tidak menanggapi soal usulan penghapusan VoA itu. Secara singkat, dia hanya menyebutkan bahwa VoA adalah mekanisme yang sangat memudahkan bagi warganya dan justru bisa meningkatkan pariwisata.
Baca Juga: Wayan Koster Disebut Gubernur Ekstremis Bali Karena Tak Izinkan 11 Anak Israel Datang
“Ini mekanisme yang penting yang membuat kemudahan turis untuk berwisata dan meningkatkan pariwisata sendiri,” ujar Konstantin saat ditemui di lokasi yang sama.
Usulan Gubernur Bali Wayan Koster itu muncul setelah maraknya turis asing yang melakukan pelanggaran selama di Bali. Macam pelanggarannya juga bervariasi dari pelanggaran izin tinggal, pelanggaran lalu lintas, dan usaha tak berizin.
Kontributor : Putu Yonata Udawananda
Berita Terkait
-
Serangan Ukraina Tunda Perdamaian, Harga Minyak Dunia Menguat
-
Rusia-Ukraina Mau Damai, Harga Minyak Dunia Kembali Merosot
-
Harga Minyak Stabil, Pasar Cermati Sinyal Perdamaian Rusia-Ukraina
-
Harga Minyak Dunia Stabil, Ditahan Dua Faktor: Damai Rusia-Ukraina dan Sanksi AS
-
Donald Trump Kasih Batas Waktu Ukraina Terima Proposal Damai dari AS
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- Jordi Cruyff Sudah Tinggalkan Indonesia, Tinggal Tandatangan Kontrak dengan Ajax
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
Pilihan
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
Terkini
-
Menkeu Purbaya 'Sentil' Menteri Ara soal Lahan Rusun di Bali: Dia Bukan Bos Saya!
-
5 SUV Paling Laris Akhir 2025: Dari Hybrid Canggih Sampai Harganya 200 Jutaan
-
7 Jenis Heels Populer Bikin Kakimu Jenjang dan Elegan
-
5 Maskara Andalan Bikin Mata Hidup Maksimal
-
Eropa Kekurangan Tenaga Produktif, Ini Syarat Agar Anda Bisa Jadi Pekerja Migran