SuaraBali.id - Wilayah Kota Mataram, tepatnya di Ampenan dilanda hujan es, Sabtu siang (10/12/2022) pukul 14.00 wita. Fenomena hujan es ini tersebar di Whatsapp.
Warga mengaku suara hujan es cukup keras seperti batu kerikil yang sengaja dilempar. Suara ini jelas terdengar di atap warga yang menggunakan asbes.
Salah satu warga di Lingkungan Tempit, Kelurahan Ampenan Tengah, Kota Mataram, Mar’atul Ulya menceritakan jika hujan es di wilayah Ampenan itu terjadi disertai dengan angin kencang.
Bahkan suaranya cukup kencang seperti ada lemparan krikil di atap rumah.
“Di atap kayak suara dilempar batu. Waktu itu saya tidur sama anak anak di dalam dan keluar tiba-tiba dan liat ada hujan es seukuran batu kerikil”, aku saat dihubungi suara.com, Sabtu siang.
Ia juga melanjutkan, saat fenomena itu tembok rumahnya terasa dingin dan berembun. Hal ini berbeda saat hujan-hujan sebelumnnya.
“Teman-teman yang di luar Ampenan juga nanya tentang fenomena ini,” katanya.
Guna memastikan fenomena ini, Lia juga menghubungi beberapa keluarga di luar Ampenan dan di Lombok Tengah (Loteng) mendapatkan jawaban tidak ada hujan.
“Videonya banyak di whatshap”, katanya.
Forecaster BMKG Stasiun Meteorologi Zainuddin Abdul Madjid Praya Lombok Tengah Alfiansyah menerangkan fenomena hujan es atau dalam meteorology dikenal dengan hail. Fenomena cuaca yang jarang terjadi khususnya di Indonesia.
“Fenomena ini umumnya wajar terjadi pada masa transisi atau masa peralihan musim atau ketika musim hujan”, terangnya.
Ia melanjutkan, penyebab utama dari hujan es ini adalah awan cumulounimbus atau dikenal juga dengan awan Cb.
Awan Cb yang dihasilkan dari pemanasan yang kuat di permukaan dan labilnya udara di wilayah tersebut mampu menghasilkan tinggi puncak yang signifikan yakni lebih dari 5 kilometer dengan suhu puncak yang sangat dingin dapat berpotensi menghasilkan hujan es.
Hujan es dapat dihasilkan awan Cb ketika awan tersebut mengalami proses updraft yang kuat dan mendorong partikel es tersebut jatuh ke permukaan dan umumnya diikuti oleh hujan lebat petir serta angin kencang sebagai hembusan kuat dari awan Cb tersebut.
“Saat fenomena itu masyarakat diharapkan segera berlindung di tempat yang aman dan sebaiknya tidak beraktivitas di luar ruangan, disebabkan potensi cuaca ekstrem juga dapat bersamaan terjadi yakni hujan lebat disertai petir serta angin kencang,” pesannya.
Berita Terkait
-
Alarm Keras DPR ke Pemerintah: Jangan Denial Soal Bibit Siklon 93S, Tragedi Sumatra Cukup
-
BMKG Rilis Peringatan Dini Cuaca Ekstrem di Sejumlah Kota, dari Pekanbaru Hingga Banten
-
Jelang Nataru, Prabowo Minta Peringatan Dini BMKG Jadi Perhatian Serius
-
Gempa M 4,7 Guncang Sumbar, BMKG Ungkap Sudah Terjadi 16 Kali Sepekan
-
Belum Kering Luka Banjir, Gempa Magnitudo 5,4 Guncang Aceh Siang Ini
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
Terkini
-
TikTok Diprediksi 'Menggila' Saat Nataru, Trafik Data Bali-Nusra Diproyeksikan Naik
-
Batik Malessa, Dari Kampung Tipes Memberdayakan Perempuan dan Menggerakkan Ekonomi Keluarga
-
BRI Bersama BNI dan PT SMI Biayai Proyek Flyover Sitinjau Lauik Senilai Rp2,2 Triliun
-
Rekomendasi Rental Motor Murah di Bali Mulai Rp50 Ribu
-
5 Rekomendasi Penginapan Murah Meriah di Ubud Bali