SuaraBali.id - Politisi senior Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Panda Nababan membicarakan peluang Ketua DPP PDIP Puan Maharani sebagai calon presiden (capres).
Kabar yang santer beredar, Puan Maharani akan dicalonkan PDIP sebagai capres karena statusnya sebagai anak Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri.
Sementara di sisi lain, Presiden Joko Widodo (Jokowi) arah politiknya dalam pilpres 2024 lebih condong ke Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
"Di PDIP sendiri, ada dua calon. Pak Jokowi lebih berat ke Ganjar, saya yakin ibu Mega menaruh harapan terhadap Puan," kata Karnil Ilyas saat berbincang dengan Panda Nababan di Youtube Karnil Ilyas Club.
Baca Juga: Sinyal Terang Jokowi 'Promote' Ganjar Pranowo si Rambut Putih di Gelaran Nusantara Bersatu
Panda mengatakan, Megawati tidak akan maju kembali sebagai capres karena merasa sudah tua dan sudah tiga kali kalah dalam pilpres.
"Megawati itu tiga kali kalah. Saya pernah tanya Mega masih mau maju ga? 'Aduh Panda aku kan uda nenek-nenek uda tiga kali kalah' kata Panda saat bercerita ke Karni Ilyas.
Mega yang tiga kali kalah menurut Panda kini bertemu dengan Jokowi yang lima kali menang dalam kontestasi politik mulai dari wali kota di Solo, Gubernur DKI hingga Presiden.
"Alangkah eloknya ini yang kalah nanya yang menang. Normaliternya ini akan terjadi dialog. Maka waktu mereka bertemu di Batutulis, aku merasa gembira," kata Panda.
Panda yakin pada pertemuan itu Mega akan bertanya ke Jokowi mengenai sosok capres karena Mega tahu diri dan menghargai juga sangat sayang kepada Jokowi.
Baca Juga: Soal Pernyataan Jokowi Terkait Pemimpin 'Rambut Putih', Relawan ABJ: Identik dengan Ganjar Pranowo
"Siapa nanti yang mereka putuskan dari interaksi mereka berdua,saya percaya itulah yang terbaik. Karena Mega sendiri tertolong ada orang tempat dia bertanya. Kebetulan orang tempat dia bertanya itu orang punya reputasi menang dalam lima kali pertandingan. Dan itu jarang yang punya karier politik begitu terkecuali Suharto yang seumur hidup," kata Panda.
Karni Ilyas lalu bertanya mengenai keinginan Megawati agar ada trah Sukarno yang melanjutkan karier politik yang kini berada di pundak Puan Maharani.
"Ya tapi, di luar jabatan Presiden, ibu Mega juga memikirkan soal trah Sukarno. Semua kita kan kepingin warisan kita berlanjut. Apakah warisan itu dari bapak kita atau dari kita sendiri kalau bisa dilanjutkan anak kita," ujar Karni.
Dengan tegas, Panda Nababan menjawab bahwa di keluarga Sukarno tidak pernah membicarakan mengenai trah.
"Jadi gini, trah itu tidak ada. Ini bukti di majalahku bagaimana Megawati membikin tandatangannya Mega Taufik bukan Mega Soekarno. Dan ga ada cerita trah itu," ujar Panda.
Jika ada keluarga Sukarno yang berhak membicarakan trah, menurut Panda Nababan bukan Megawati Soekarnoputri tapi Guntur Soekarnoputra, anak tertua Sukarno.
Panda mengatakan, Guntur sempat menghubunginya pekan lalu dan mengatakan bahwa dirinyalah yang lebih berhak membicarakan soal trah Sukarno karena anak laki-laki tertua. Setelah Guntur, orang yang berhak lainnya adalah anaknya Puti.
"Karena kenapa? Puan itu marganya Kiemas. Tidak bisa mengklaim trahnya Soekarno. Boleh di shift kedua, layer kedua. Dan itu pun sebenarnya setahu aku puluhan tahun bergaul dengan keluarga Sukarno, ndak ada trah itu," tegas Panda.
Karni Ilyas lalu melihat dari sisi Megawati sebagai Ketua Umum DPP PDIP yang ingin mewariskan jabatannya ke Puan Maharani.
"Tapi kalau kita bicara warisan ketua umum PDIP, pastilah ibu Mega kepinginnya Puan yang jadi ketua tapi itu baru aman kalau Puan jadi Presiden. Kalau orang lain jadi presiden, kita ga tau, presidennya nanti politiknya terhadap PDIP seperti apa. Sehingga jadi tanda tanya lagi. Tapi kalau Puan jadi Presiden, Ketua PDIP dipastikan pegang Puan. Dan ini warisan juga loh. warisan dari ibu," jelas Karni.
Berita Terkait
-
Tegaskan Siap Hadir Pemeriksaan KPK Besok, Hasto Ungkit Kejanggalan dan Intimidasi Penyidik
-
Pesan Megawati kepada Kepala Daerah dari PDIP: Turun ke Akar Rumput atau Out dari Partai!
-
Minta Dewas KPK Arahkan Penyidik Tunda Pemeriksaan Besok, Begini Dalih Kubu Hasto
-
Tuding Penyidik Rossa Purbo Bekti Ugal-ugalan, Kubu Hasto Ngadu ke Dewas KPK: Tolong Ditindak!
-
KPK Tegaskan Bisa Langsung Tahan Hasto PDIP Meski Ajukan Praperadilan Ulang
Terpopuler
- PIK Tutup Jalan Akses Warga Sejak 2015, Menteri Nusron: Tanya Maruarar Sirait
- Honda PCX Jadi Korban Curanmor, Sistem Keyless Dipertanyakan
- Lolly Banjir Air Mata Penuh Haru saat Bertemu Adik-adiknya Lagi: Setiap Tahun Saya Tidak Pernah Tahu...
- Ketajaman Jairo Beerens: Bisa Geser Posisi Romeny, Struick hingga Jens Raven
- Tangis Indro Warkop Pecah Dengar Ucapan Anak Bungsu Dono Soal HKI: Ayah Kirim Uang Sekolah Walau Sudah Tiada!
Pilihan
-
Akhiri Piala Asia U-20 2025: Prestasi Timnas Indonesia U-20 Anjlok Dibanding Era STY
-
Bak Bumi dan Langit! Indra Sjafri Redup, Dua Orang Indonesia Ini Bersinar di Piala Asia U-20 2025
-
Megawati Hangestri Cetak 12 Poin, AI Peppers Tekuk Red Sparks 3-0
-
Pekerjaan Terakhir Brian Yuliarto, Mendikti Saintek Baru dengan Kekayaan Rp18 M
-
Sanken Tutup Pabrik di RI Juni 2025
Terkini
-
Pemprov NTT Minta Masyarakat Pulang Karena Kedatangan Ronaldo Tidak Jelas
-
Umat Muslim di Bali Dibolehkan Sholat Tarawih di Masjid Saat Hari Nyepi Tanpa Pengeras Suara
-
Belasan Balita di Lombok Timur Meninggal Karena Pneumonia Dan TBC
-
Kisah Bambu Tresno yang Makin Dikenal Usai Ikuti BRI UMKM Expo (RT) 2025
-
Harapan Untuk Pariwisata, Akan Ada Diskon Tiket Pesawat Saat Lebaran 2025