Muhammad Yunus
Minggu, 20 November 2022 | 17:49 WIB
Striker Argentina Lionel Messi berjabat tangan dengan bintang Portugal Cristiano Ronaldo dalam laga persahabatan. PAUL ELLIS / AFP

Messi ingin mencapai level itu, tetapi bukan predikat kekultusan Maradona, melainkan sukses dalam Piala Dunia.

Sudah dalam empat Piala Dunia terakhir dia ingin seperti itu, tetapi mungkin baru Piala Dunia 2022 Messi merasa kesempatan yang terbentang di hadapannya begitu lapang.

Itu karena dia mendapatkan tim yang membuatnya menjadi jauh lebih matang sampai membuat skuad Argentina kompak dan begitu kuat yang mengantarkan dia akhirnya meraih Copa America pada 2021.

Ronaldo berubah

Sebaliknya, Ronaldo belakangan ini malah seperti 'post power syndrome'. Dia yang dulu dikenal rendah hati dan hangat menjadi terlihat egois sekali.

Dia mencerca klubnya saat ini, Manchester United, dan juga pelatih Erik ten Hag, karena merasa dikhianati, justru ketika semua orang menjadi saksi betapa semua orang memanjakan dia, termasuk ten Hag sendiri yang sebenarnya masih berharap sentuhan magisnya.

Unek-uneknya dalam wawancara televisi baru-baru ini tak saja membuat rekan-rekan satu timnya di Manchester United murka, namun juga sempat menciptakan suasana rikuh dalam skuad Portugal.

Tak hanya kematangan sikap, dalam soal performa pun Messi kini lebih baik ketimbang Ronaldo.

Kalau Ronaldo kesulitan menemukan lagi permainan terbaiknya dan sentuhan ajaibnya di depan gawang lawan dengan hanya mencetak tiga gol dalam semua kompetisi, tidak demikian halnya dengan Messi.

Baca Juga: Rekam Jejak Ronaldo di Piala Dunia, Momen Ini Jadi Noda Terbesar Sepanjang Kariernya

Mantan pemain Barcelona itu sudah menemukan lagi performa terbaiknya dengan mempersembahkan 11 gol dan 14 assist untuk Paris Saint Germain musim ini.

Messi juga mendapatkan skuad dan atmosfer tim yang lebih baik ketimbang Ronaldo walaupun baik Portugal maupun Argentina sama-sama dihuni pemain-pemain kelas dunia yang kebanyakan memperkuat klub-klub penguasa Eropa.

Messi kini bersama tim yang solid dan kompak di bawah asuhan Lionel Scaloni yang sudah melewati 36 pertandingan tak terkalahkan termasuk saat menjuarai Copa America pada 2021 dengan mengalahkan Brazil dalam final.

Mereka di ambang memecahkan rekor dunia yang saat ini dipegang Italia dengan 37 pertandingan.

Perbedaan lainnya adalah perilaku Messi yang berbeda dibandingkan dengan sebelumnya.

Saat mencapai final Piala Dunia 2014 untuk kemudian dikalahkan Jerman, Argentina terlihat seolah hanya Messi.

Load More